Ketika Seorang Perokok Berat Main di Premier League

Tugay Kerimoglu saat membela Blackburn Rovers
Sumber :
  • instagram.com/tugay

VIVA Bola – Bermain di Premier League jelas membutuhkan kondisi fisik yang prima. Karena intensitas pertandingan di sana terbilang tinggi. Gaya hidup sehat pastinya wajib dijalani oleh para pemain.

Namun itu tak berlaku bagi seorang Tugay Kerimoglu. Mantan pemain Blackburn Rovers yang mentas di Premier League sejak 2001 hingga 2009. Rupanya dia seorang perokok berat.

Tugay didatangkan Blackburn Rovers dari Glasgow Rangers. Adalah manajer Graeme Souness yang melihat potensi dari pemain asal Turki tersebut.

Dia berposisi sebagai playmaker. Gaya bermainnya di era itu terbilang elegan. Souness mendatangkannya bukan tanpa alasan, karena pernah bekerja sama ketika berada di Galatasaray.

Tugay Kerimoglu saat membela Blackburn Rovers

Photo :
  • instagram.com/tugay

Craig Hignett, mantan rekan setim Tugay di Blackburn Rovers yang mengungkapkan fakta ini. Dia sampai tak habis pikir bagaimana seorang perokok berat bisa tetap bermain bagus di Premier League.

"Dia konyol. Jika Anda melihat Tugay, benar, dia merokok seperti polisi. Dia tidak cepat, tidak bisa berlari jarak jauh, ada banyak hal yang tak bisa dia lakukan," kata Hignett, dikutip dari Daily Mirror.

Meski begitu, kekurangan bisa ditutupi oleh keahlian dalam memainkan si kulit bundar. Visi bermainnya pun di atas rata-rata kala itu.

"Tapi dia sangat brilian. Sungguh menggelikan betapa bagusnya dia. Umpannya, visinya, dan kesadaran akan orang di sekitar. Cara dia memanipulasi bola," tuturnya.

"Dia bisa saa melihat ke arah lain dan Anda akan berlari, dan dia akan menemukan Anda dengan tendangan tumit gila, atau sedikit umpan balik. Itu menakutkan," imbuh Hignett.

Manajer Pura-pura Tidak Tahu

Tugay Kerimoglu saat membela Timnas Turki

Photo :
  • instagram.com/tugay

Sosok manajer tentu memiliki kepentingan dalam menjaga kondisi anak asuhnya tetap bugar. Hignett menilai sebenarnya Souness tahu betul Tugay adalah perokok berat.

Namun, dia memilih untuk pura-pura tidak tahu. Karena memang sang pemain sendiri bisa membuktikan diri layak untuk jadi andalan tim.

"Saya pikir dia menutup mata untuk itu. Jujur saya, menurut saya dia bisa merokok 80 kali dalam sehari," ujar Hignett.

Setelah meninggalkan Blackburn Rovers, Tugay sempat ikut beberapa kali latihan di Manchester City. Kemudian dia kembali ke Turki untuk mengepalai akademi Galatasaray.