Dikecam China karena Bela Muslim Uighur, Oezil Didukung Wenger
- Instagram/@
VIVA – Dukungan terus mengalir untuk gelandang Arsenal, Mesut Oezil selepas menggambarkan penderitaan yang dialami muslim Uighur di Provinsi Xinjiang, China. .
Oezil yang merupakan seorang muslim sebelumnya mempertanyakan keberadaan umat islam di dunia yang seolah menutup mata dengan derita muslim Uighur.
"Di China Quran dibakar, masjid ditutup, sekolah Islam, madrasah dilarang, cendekiawan agama satu per satu dibunuh. Terlepas dari semua itu, muslim tetap diam. Suara mereka tak terdengar," tulis Oezil di akun media sosialnya.
Pernyataan Oezil direspons agresif oleh pemerintah China dengan memboikot laga Arsenal versus Manchester City di Emirates Stadium, Minggu 15 Desember 2019 kemarin.
Bahkan, nama Oezil juga dihapus di dua game sepakbola terkemuka, FIFA dan Pro Evolution Soccer. Keduanya menghapus sosok Oezil dari permainan mereka untuk versi China.
Meski demikian, Oezil bukan tanpa dukungan. Mantan manajernya di Arsenal, Arsene Wenger menjadi salah satu pihak yang mendukungnya.
Wenger menyebut Oezil memiliki hak untuk berpendapat dan apa yang disampaikan pemain 31 tahun tersebut merupakan bentuk opini pribadi dan bukan merepresentasikan klub.
"Dia mempunyai hak berpendapat seperti semua orang dan dia menggunakan kepopulerannya untuk menunjukkan opininya, yang tidak seharusnya dibagikan kepada semua orang," kata Wenger, dikutip Metro.
"Terpenting, dia bertanggung jawah atas ucapannya secara pribadi Ketika Anda memberikan komentar tentang pendapat individu, Anda harus siap dengan konsekuensinya," imbuhnya.
Sebelumnya, Oezil juga dibela oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo. Dia mengatakan, pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi tidak akan pernah bisa disembunyikan.
"Saluran propaganda Partai Komunis China (CCP) dapat menyensor pertandingan Mesut Oezil dan Arsenal di sepanjang musim, tapi kebenaran yang akan menang," tulis Pompeo di akun Twitter pribadinya.
"CCP tidak bisa menyembunyikan pelanggaran HAM berat yang dilakukan terhadap Uighur dan agama lain di dunia," lanjutnya.