Bek Timnas Indonesia Ikut Kecam Aksi Rasialis Terhadap Mahasiswa Papua

Pemain belakang Timnas Indonesia, Rudolof Yanto Basna
Sumber :
  • Instagram/@yanto_basna

VIVA – Setelah kapten Persipura Jayapura, Boaz Solossa, giliran bek Timnas Indonesia, Rudolof Yanto Basna, memberikan respons terkait kerusuhan yang terjadi di Papua Barat. Salah satu putra terbaik Papua ini juga memberikan sindiran terhadap tindakan rasialis terhadap mahasiswa Papua, yang menjadi pemicu utamanya.

Pada kerusuhan yang terjadi di Manokwari, Papua Barat, Senin 19 Agustus 2019, keadaan begitu mencekam, terutama di Jalan Yos Sudarso, yang menjadi titik pergolakan dan juga menjadi konsentrasi massa. Gedung DPRD Papua Barat ikut jadi sasaran massa. Selain ban, gedung perwakilan rakyat itu dibakar massa.

Kerusuhan ini adalah buntut dari tindakan rasialis yang diterima mahasiswa asal Papua di Surabaya, Jawa Timur. Tiga hari lalu, ada tindakan oknum aparat yang terjadi di asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya.

Mendengar kabar ini, Yanto juga memberikan respons yang hampir serupa dengan Boaz. Lewat akun Instagram pribadinya, mantan defender Sriwijaya FC ini mengibaratkan situasi rasialis yang terjadi di seperti film Hollywood keluaran 2014, Dawn of the Planet of the Apes.

Yanto secara tersirat menilai bahwa film tersebut menunjukkan bahwa manusia juga memiliki perilaku buas bak binatang.

"Menonton  monyet-monyet dalam film Dawn of the Planet of the Apes kita seperti becermin. Sebuah satire sinematis tentang manusia dengan segala perilaku kebinatangannya," bunyi pernyataan Yanto di Instagram.

Yanto saat ini bermain untuk klub Thai League 1, Sukhotai FC. Pemain berusia 24 tahun ini jadi salah satu dari 24 pemain yang disiapkan Simon McMenemy untuk laga kualifikasi Piala Dunia 2022.

>