Fakta Mengerikan dalam Kecelakaan Pesawat Emiliano Sala Terungkap
- instagram.com/fcnantes/
VIVA – Investigasi terkait jatuhnya pesawat yang ditumpangi pemain Cardiff City, Emiliano Sala, kembali membuahkan fakta mengerikan lainnya. Lembaga Investigasi Kecelakaan Udara Inggris (AAIB) menyatakan Sala dan pilotnya, David Ibbotson, sebenarnya sudah tewas saat pesawat masih berada di udara.
Laporan AAIB yang dipublikasikan ke media, dilansir Daily Record, menunjukkan adanya keanehan dalam kandungan zat di dalam darah Sala.
Dari hasil pemeriksaan, Sala diindikasikan keracunan karbon monoksida (CO). Sebab, kadar CO di dalam darah Sala mencapai 58 persen.
Para investigator yakin, karbon monoksida menjadi penyebab utama kecelakaan fatal yang dialami Sala dan Ibbotson. Karena karbon monoksida, Sala dan Ibbotson mengalami kejang, pingsan, hingga serangan jantung.
"Tekanan akibat karbon monoksida bisa berakibat fatal pada otak, jantung, dan sistem saraf," begitu pernyataan AAIB.
"Racun karbon monoksida yang terpapar di tubuh korban, bisa berpengaruh pada konsentrasi. Jadi, bisa saja kemampuan pilot terganggu akibat racun karbon monoksida yang sudah menjalar di tubuh."
AAIB bersama beberapa instansi penerbangan lainnya juga menyelidiki kemungkinan asal karbon monoksida yang menyelimuti pesawat Piper PA-46 Malibu.
Hasil penyelidikan menyebutkan, pesawat jenis ini memang begitu rentan terhadap paparan karbon monoksida. Jadi, ketika pesawat mengalami guncangan di udara dan membeku akibat cuaca, karbon monoksida diperkirakan masuk ke kabin.
Sala seharusnya menjadi pemain Cardiff City pada Januari 2019 lalu. Namun, ketika hendak berangkat dari Nantes ke Cardiff pada 21 Januari 2019, pesawatnya hilang kontak di kawasan Selat Inggris.
Beberapa hari setelah hilang kontak, pesawat nahas yang ditumpangi Sala ditemukan, bersama jasadnya. Namun, hingga kini jasad Ibbotson, selaku pilot, belum ditemukan. (ase)