Real Madrid Sering Sukses Usai Pecat Pelatih di Tengah Musim

Para pemain Real Madrid merayakan gol Cristiano Ronaldo
Sumber :
  • Reuters/Juan Medina
VIVA.co.id - Banyak yang menganggap aksi memecat pelatih di tengah musim kompetisi seagai aksi putus asa. Sebab aksi tersebut dianggap sebagai 'perjudian' di tengah situasi yang sedang memburuk.

Meski demikian, anggapan umum itu tidak berlaku buat Real Madrid. Dilansir Marca, sepanjang sejarah, Madrid ternyata kerap meraih sukses di akhir musim kala terjadi pergantian pelatih di tengah musim.

Prestasi yang paling gemilang adalah ketika Madrid juara Liga Champions. Itu terjadi di musim 2000, kala Madrid diasuh Vicente del Bosque yang menggantikan John Toshack pada November 1999.


Sebelumnya, Madrid juga sukses meraih Piala Champions pada 1960 di tengah pemecatan pelatih yang terjadi. Kala itu, mereka dibesut Miguel Munoz dan menggantikan Fleitas Solich pada April.


Selain itu ada enam musim lainnya, di mana Madrid selalu meraih trofi meski terjadi pergantian pelatih di tengah musim. Di antaranya adalah Jose Villalonga yang juara La Liga usai menggantikan Enrique Ferandez di musim 1955.


Total, Madrid sukses meraih sembilan trofi bergengsi setelah terjadi pergantian pelatih saat kompetisi berjalan. Yaitu: 2 Liga Champions, 2 La Liga, Piala Liga, Piala UEFA, 2 Piala Spanyol dan Piala Super Spanyol.


Ini menjadi fakta bagus buat Zinedine Zidane yang ditunjuk menjadi pelatih Madrid, awal tahun ini. Dia menggantikan Rafael Benietz yang dipecat manajemen klub, pekan lalu.