VIVA RePlay 2022: AC Milan Akhirnya Juara dan Heboh Skandal Juventus

AC Milan pawai juara Serie A
Sumber :
  • AP Photo/Luca Bruno

VIVA Bola – 2022 menjadi tahun gemilang buat AC Milan. Pasalnya AC Milan berhasil mengakhiri puasa gelar juara Serie A mereka. Optimisme pun membuncah atas keberhasilan ini. Karena mereka berhasil menuntaskan dahaga juara sekian lama.

Pada 22 Mei 2022, menyusul kemenangan dalam pertandingan terakhir mereka melawan Sassuolo, AC Milan dinobatkan sebagai juara untuk pertama kalinya sejak musim 2010-11, sekaligus gelar juara Serie A ke-19 mereka.

AC Milan juara Serie A setela membukukan 86 poin dari total 38 pertandingan (26, menang, 8 imbang, 4 kalah). AC Milan hanya unggul dua poin dari rival sekota mereka sekaligus juara bertahan, Inter Milan yang menjadi runnerup (84 poin).

"Kami AC Milan, kami sudah kembali menjadi juara Italia. Mari nikmati kemenangan ini karena ini hak semua pemain untuk menikmatinya," kata pelatih AC Milan, Stefano Pioli saat pesta juara seperti dikutip Reuters.

“Lalu setelah itu, kita memiliki ambisi besar untuk menguji kemampuan kami dengan tim-tim terbaik di Eropa (di Liga Champions musim depan)," lanjutnya.

Sejumlah fakta menarik pun tercipta di Serie A musim lalu. Apa saja? Seperti dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini rangkuman fakta menarik Serie A musim lalu:

Selain meraih kemenangan terbanyak (26), AC Milan juga berstatus sebagai tim terkokoh di Serie A karena hanya  kebobolan 31 gol. Sama dengan Napoli yang berada di posisi tiga klasemen. Sementara Inter d posisi dua dengan 32 gol.

Inter yang gagal mempertahankan gelar juara Serie A menjadi tim yang terganas dalam menjebol gawang lawan. Inter total mencetak 84 gol dari 38 laga. Diikuti Lazio (77), Napoli (74). Sementara AC Milan hanya mencetak 69 gol.

Bintang Lazio, Ciro Immobile menjadi topscorer Serie A setelah mencetak total 27 gol. Diikuti Duan Vlahovic (Juventus, 24 gol), Lautaro Martinez (Inter Milan, 21 gol), Tammy Abraham (AS Roma, 17 gol), dan Giovanni Simeone (Verona, 17 gol).

Meski meraih scudetto, tidak ada nama pemain AC Milan di 10 besar topscorer Serie A musim ini. Pencetak gol terbanyak AC Milan, Rafael Leao dan Olivier Giroud yang sama-sama mencetak 11 gol hanya berada di urutan 19 dan 20 topscorer.

Bintang Sassuolo Domenico Berardi layak menyandang gelar raja assist Serie A musim ini berkat 14 assistnya. Ini menjadi jumlah assist terbanyak. Sementara posisi dua dan tiga ditempati pemain Inter, Nicolo Barella dan Hakan Calhanoglu yang sama-sama menyumbang 12 assist.

Bintang Venezia, Ethan Ampadu menjadi pemain yang paling banyak mendapat poin pelanggaran (18). Dia berada di posisi teratas setelah mengantongi total 12 kartu kuning dan dua kartu merah sepanjang Serie A musim ini.

Para pemain AS Roma merayakan gol.

Photo :
  • Emmi Korhonen/Lehtikuva via AP

Sedangkan urutan kedua dan ketiga ditempati dua pemain AS Roma besutan Jose Mourinho, Gianluca Mancini (15 kartu kuning dan 1 kartu merah) serta Nicolo Zaniolo (11 kartu kuning dan 2 kartu merah).

Ada empat tim Serie A yang meraih tiket ke Liga Champions musim 2022-2023, yaitu: AC Milan, Inter Milan, Napoli, dan Juventus. Sedangkan tiga tim yang meraih tiket ke Liga Europa adalah: Lazio, AS Roma, dan Fiorentina.

Polemik Juventus

Tidak hanya dihiasi sukses AC Milan juara Serie A, tahun 2022 juga diwarnai oleh polemik yang terjadi di Juventus. Juventus sedang dilanda masalah. Puncaknya ditandai dengan mundurnya seluruh pajabat teras pada Senin 28 November 2022.

Salah satu pemicu pengunduran diri tersebut adalah kasus yang tengah dihadapi. Saat ini pihak berwenang sedang menyelidiki dugaan pemalsuan laporan keuangan dan kebohongan penyampaian informasi kepada bursa.

Sejauh ini masih dilakukan investigasi mendalam, dan ada peluang kasus sebelumnya soal tuduhan penggelembungan nilai transfer sejumlah pemain yang sempat ditutup pada April lalu, akan kembali dibuka.

Para petinggi Juventus, Andrea Agnelli (paling kanan)

Photo :
  • juventus.com

Kasus Juventus sudah tentu menimbulkan pertanyaan soal hukuman apa yang akan diterima bila mereka terbukti bersalah, apakah mungkin Bianconeri kembali menghadapi risiko terdegradasi seperti 2006 silam?

Mengutip Football Italia, sejauh ini indikasi atas ancaman degradasi belum ada. Sebab dari investigasi yang dilakukan, dugaan tindak kriminal tidak mengarah kepada sisi olahraga.

Meski begitu, Juventus juga belum dapat dinyatakan terbebas sepenuhnya dari ancaman hukuman seperti itu. Sebab ada kans penyelidikan juga mengarah kepada hal yang menyentuh sisi keolahragaan, bila memang terbukti tindakan tersebut terkait langsung dalam proses registrasi klub dalam kompetisi.

Gazetta dello Sport mengklaim, Juventus tetap bisa terkena hukuman pengurangan poin atau bahkan terdegradasi, jika investigasi nanti berlanjut dan dianggap menyalahi Sporting Justice Code Article No.31 yang menyatakan, "pemalsuan pembukuan atau dokumen administratif, atau aktivitas ilegal yang secara langsung terkait dengan registrasi klub, dapat menyebabkan pengurangan poin atau relegasike posisi terakhir".

Sementara itu, mundurnya jajaran direksi Juventus pada November 2022 lalu membuat heboh banyak pihak. Berita tersebut pun sudah sampai keluar, termasuk ke Spanyol. Namun menariknya, hal tersebut malah disambut gembira oleh Presiden LaLiga Javier Tebas.

Tanpa sungkan Tebas menyatakan mundurnya jajaran direksi, terutama Andrea Agnelli dari kursi presiden Juventus sebagai kabar besar. Bahkan dia merayakan hal tersebut dengan cuitan di twitter.

Presiden LaLiga, Javier Tebas

Photo :
  • LaLiga

"Kepada Andrea Agnelli, Anda telah bertahun-tahun memanipulasi laporan keuangan, evaluasi, dokumen, untuk menipu pejabat publik, olahraga, dan pemegang saham, serta fans," tulis Javier Tebas.

"Dan di saat yang sama Anda juga ingin menipu dunia sepakbola dengan keagungan Liga Super Eropa. Pengunduran dirimu adalah kabar bagus," tambahnya.

Agnelli sendiri memang menjadi tiga pilar pencetus Liga Super Eropa yang sempat heboh beberapa waktu lalu. Dia pun sampai sekarang masih mempertahankan ide tersebut bersama bos Real Madrid dan Barcelona, meski banyak dihujat oleh klub-klub Eropa lain.

Sementara sebelumnya pihak LaLiga juga sudah mengeluarkan surat yang mengecam tindakan Juventus atas kasus pemalsuan laporan keuangan. Mereka juga mendesak agar UEFA segera menjatuhkan sanksi bagi 'Si Nyonya Tua'.

Dalam hal itu LaLiga merasa Juventus telah melakukan manipulasi serta menyalahi asas regulasi Financial Fair Play.