Laju Kencang Milan Usai Restart Serie A, Kenapa Baru Sekarang?
- Twitter/acmilan
VIVA – Performa AC Milan di sepanjang musim ini bagaikan roller coaster. Sempat terseok di awal musim, perlahan penampilan mereka membaik, terlebih setelah Serie A dimulai lagi pasca ditangguhkan karena pandemi virus corona COVID-19.
Ya, tak salah bila menyebut Rossoneri mengalami inkonsistensi performa sejak awal musim ini ketika masih ditangani Marco Giampaolo. Milan bahkan pernah tercecer ke peringkat 17. Sebuah posisi yang tak pantas ditempati tim tersukses Italia di kancah Eropa.
Giampaolo terbuang, Stefano Pioli pun datang. Mantan pelatih Inter Milan itu awalnya sempat ditentang suporter Milan untuk melatih klub kesayangannya.
Benar memang, performa Milan bersama Pioli tak langsung meledak. Rossoneri masih terseok-seok untuk menembus zona Eropa.
Namun, kondisi berubah 180 derajat begitu Serie A kembali bergulir setelah ditunda akibat wabah corona. Diawali hasil imbang kontra Juventus di semifinal leg kedua Coppa Italia, pertengahan Juni lalu.
Meski Milan akhirnya gagal melaju ke final Coppa Italia akibat imbang tanpa gol, setidaknya terlihat jika permainan Alessio Romagnoli cs mulai menunjukkan peningkatan.
Terbukti, setelahnya Milan bagai tampil kesetanan di Serie A. Il Diavolo Rosso melewati delapan laga tak terkalahkan dan hanya menelan dua hasil imbang.
Tim besar seperti Roma, Lazio, bahkan Juventus berhasil mereka libas. Cuma Napoli yang gagal ditaklukkan.
Imbasnya, kini mereka merangkak naik ke posisi keenam dengan koleksi 56 poin. Dengan empat laga tersisa, peluang Milan finis di zona Eropa masih terbuka lebar.
Pertanyaannya, kenapa penampilan Milan baru membaik jelang akhir musim? Padahal, jika lebih cepat, bukan tak mungkin mereka kini sudah nyaman di papan atas.
Baca juga