Italia Harus Menangkan 'Pertandingan' Terpenting Sepanjang Sejarah
- uefa
VIVA – Bencana pandemi wabah COVID-19 yang menghantam negara Italia bisa dikatakan sebagai sebuah tragedi kemanusiaan. Situasi darurat dan mencekam di Negeri Pizza tersebut sangat mengundang keprihatinan, dimana tak kurang sebanyak 6000 jatuh korban meninggal dunia.
Kondisi tersebut tentunya jadi tantangan besar bagi pemerintah dan segenap rakyat Italia untuk bisa segera bangkit melawan ganasnya virus corona.
Optimisme dan seruan soliditas bersatu melawan corona pun turut didengungkan untuk menerahkan seluruh daya upaya agar mampu memerangi penyakit mematikan tersebut.
Dan seruan itu pula yang disuarakan oleh legenda AC Milan, Demetrio Albertini yang menyebut sebagai bangsa yang tangguh dan ksatria, Italia pasti akan memenangkan “pertandingan paling penting” sepanjang sejarah negeri tersebut.
Baca juga: Peduli Corona, Pegolf Seksi Ajak Pria-pria 'Horny' Berdonasi
Italia kini menjadi negara dengan angka kematian tertinggi akibat COVID-19, yang bahkan melampaui China dengan korban tewas lebih dari 6000 jiwa dan jumlah infeksi keseluruhan menyentuh 63.000 orang.
Salah satu yang dinyatakan positif virus corona yakni mantan rekan setim Albertini yang kini menjabat Direktur Teknik AC Milan, Paolo Maldini. Meski demikian, Maldini optimistis dapat segera sembuh dan pulih hanya dalam waktu sepekan.
Memandang situasi tersebut, Albertini yang punya torehan 3 Scudetto dan 3 trofi Liga Champions itu menggunakan analogi sepakbola yang perlu keyakinan besar bahwa Italia mampu keluar dari krisis saat ini.
"Negara kita (Italia) sedang menghadapi salah satu pertandingan terpenting dalam sejarah. Kita wajib mengalahkan lawan tersulit: COVID-19," ungkap Demetrio Albertini kepada Marca.
"Kita harus mengerahkan upaya terbaik, tapi dalam waktu singkat kita akan bisa mengatakan dengan bangga bahwa kita telah menang menghadapi musuh berat," jelas Albertini eks jemderal lapangan tengah timnas Italia itu.
Baca juga:
Wabah Corona, Bintang Dortmund Ajak Warga Dunia Ikut Meditasi
Legenda MU Tak Ingin Premier League Berlanjut Tanpa Penonton