Timnas Inggris, Ambisi Sekaligus Mimpi Terburuk Big Sam

Alan Pardew (kiri) dan Sam Allardyce (kanan)
Sumber :
  • Reuters // Ed Sykes

VIVA.co.id – Sam Allardyce menceritakan salah satu momen terburuk yang dialaminya kepada Squwka selama menjadi manajer profesional. Momen yang dimaksud saat dia dipecat dari jabatan sebagai manajer tim nasional Inggris.

Usai gelaran Piala Eropa 2016, Big Sam (sapaan Sam Allardyce), ditunjuk Federasi Sepakbola Inggris, FA, untuk menggantikan posisi Roy Hodgson karena dianggap gagal memenuhi ekspektasi. Ini menjadi mimpi yang jadi kenyataan untuk Sam.

Dia sudah lama menantikan pekerjaan ini. Tapi, nasib buruk malah dia dapat, dia hanya menjadi manajer timnas Inggris selama 67 hari.

Penyataan kontroversial tentang FA menjadi pemicunya. Dia terperangkap ke dalam jebakan dua orang jurnalis yang menyamar sebagai agen sepakbola dan merencanakan aksi penyuapan yang jelas-jelas melanggar regulasi sepakbola.

"Empat pekan pertama (sebagai manajer timnas Inggris) adalah salah satu momen paling gelap dalam karier saya. Tentu reaksi awal saya sangat histeris," ujar Sam.

"Saya berbicara tentang saya sendiri, istri dan keluarga saya. Kami semua menerima kenyataan," ujarnya.

Tiga bulan menganggur, Sam akhirnya kini mendapa pekerjaan baru. Dia ditunjuk manajemen Crystal Palace beberapa hari lalu untuk menggantikan posisi Alan Pardew.

Palace seolah tak mempedulikan kasus skandal yang sempat mendera Allardyce. Saat ini Crystal Palace terpuruk di peringkat 17 Premier League, klub berjuluk The Eagles itu mengalami krisis kemenangan, dengan tidak pernah merasakan kemenangan dalam tiga laga terakhir.