Janji Wasit Memperbaiki EPL Hanya Omong Kosong
- Reuters
VIVA.co.id – Awal musim ini Premier League memberlakukan peraturan baru, terkait sentuhan di dalam kotak penalti. Juara musim lalu, Leicester City, tampil buruk dalam bertahan, dan sang manajer Claudio Ranieri, mengakui peraturan baru sebagai salah satu penyebab utama.
Dilansir dari Sports Mail, Kamis 27 Oktober 2016, musim ini tidak boleh ada pemain yang memegang lawannya dalam kotak penalti. Keputusan wasit Mike Dean memberikan penalti, dalam laga Stoke vs Manchester City, menjadi perhatian di awal musim.
Ketegasan Dean, langsung membuat banyak tim memperhatikan dengan serius. Mantan bintang Premier League, Jamie Redknapp, dalam kolomnya memuji keputusan Mike Dean, yang selama beberapa pekan pertama musim ini, membuat permainan di Premier League terlihat jauh lebih baik.
"Saya tidak tahu, berapa lama ini akan berjalan, tapi saya menyukainya," tulis Redknapp. Sayangnya, menurut mantan wasit terbaik Inggris, Graham Poll, pertunjukkan gulat telah kembali ke Premier League, terutama dalam tiga pekan terakhir.
Janji wasit memperbaiki Premier League hanya bakal jadi omong kosong. "Seni hitam sudah kembali, para wasit telah melewatkan sebuah kesempatan, seperti kita lihat dengan kegagalan Martin Atkinson mengusir keluar David Luiz di Stamford Bridge, akhir pekan lalu. Terlalu sedikit wasit yang berani membuat keputusan," ujarnya.
Di dalam pertandingan Chelsea vs MU, Atkinson dengan jelas melihat, bagiamana David Luiz menggunakan sepatunya untuk menendang lutut Marouane Fellaini. Dia layak mendapatkan kartu merah, namun Atkinson hanya memberikan kartu kuning.
Pada pertandingan yang sama, wasit mengabaikan saat Zlatan Ibrahamivoc dijatuhkan oleh Gary Cahill, serta sebaliknya saat Ibrahimovic memegang Cahill dari belakang dan berusaha menjatuhkannya. Poll mengatakan banyak pelanggaran yang telah wasit dalam tiga pekan terakhir, karena kurangnya keberanian bersikap tegas.
(ren)