Polemik Besar Lain di Inggris, Poin Klub Dipotong Tapi Tak Degradasi
- Daily Mail
VIVA – Usai skandal Bournemouth yang terdegradasi dan selamatnya Aston Villa karena gol hantu, muncul lagi kontroversi lain di sepakbola Inggris. Kali ini melibatkan klub Divisi League One, Sheffield Wednesday.
Kasusnya lebih parah. Sheffield Wednesday menerima hukuman disiplin pengurangan 12 poin, karena pelanggaran aturan usaha klub.
Hukuman ini sejatinya muncul pada November 2019 lalu, saat Sheffield Wednesday memutuskan untuk menjual Hillsborough Stadium yang jadi markasnya.
Sistem dan proses transaksi dipertanyakan operator League One, EFL, terkait penjualan Hillsborough Stadium. Namun, pihak Sheffield Wednesday tak memberikan jawaban yang memuaskan.
Hingga, EFL menemukan adanya fakta stadion tersebut ternyata sudah dijual sejak 2019 lalu. Namun, ada kejanggalan yang muncul dalam laporan keuangan di musim 2017/18, di mana keuntungan sudah masuk dalam fase pembukuan periode tersebut. Atas fakta inilah, EFL meminta kejelasan.
Dakwaan dilayangkan EFL. Dilansir Daily Mail, saat didakwa, Sheffield Wednesday tak menerima keuntungan sepeser pun dari penjualan stadion.
Poin mereka juga dikurangi 12, dan seharusnya Sheffield Wednesday terdegradasi ke League Two. Di sinilah kontroversi muncul.
Sanksi tak berlaku di musim 2019/20. Tapi, karena kompetisi 2019/20 sudah konklusif, alias mencapai hasil, mereka tak terdegradasi. Sanksi pengurangan 12 poin baru akan berlaku pada musim 2020/21.
Atas keputusan ini, Charlton Athletic, yang sudah terdegradasi ke League Two, meradang. Mereka menilai keputusan EFL tak masuk akal.
Pun, manajemen Charlton siap menempuh langkah hukum dalam menyikapi putusan tersebut. Mereka mengaku tak mengerti keputusan EFL yang baru memberlakukan sanksi di musim depan untuk Sheffield.
"Kami gagal paham mengapa pengurangan poin baru dilakukan musim depan, ketimbang sekarang. Tampak, tak masuk akal. Kami akan menulis surat resmi ke EFL demi meminta penjelasan," begitu pernyataan resmi Charlton.