Gara-gara Streaming, Newcastle Terancam Gagal Jadi Klub Maha Sultan
- Financial Times
VIVA – Newcastle United kini berada dalam bahaya. Negosiasi peralihan kepemilikan dari Mike Ashley ke Saudi Arabia Public Investment Fund (PIF), yang didukung Pangeran Mohammed bin Salman, bisa saja gagal karena kasus serius.
World Trade Organisation curiga adanya praktik ilegal yang dilakukan pihak Kerajaan Arab Saudi terkait siaran laga Premier League. Dalam kecurigaannya, WTO merasa Kerajaan Arab Saudi mendukung pihak beoutQ untuk membajak siaran Premier League atau menyediakan layanan streaming ilegal.
Pihak WTO menilai Kerajaan Arab Saudi sudah melanggar hukum dagang internasional. Dan, Premier League telah mengajukan tuntutan hukum kepada Kerajaan Arab Saudi.
Dengan kasus ini, bisa jadi Premier League akan mempertimbangkan ulang proses peralihan kepemilikan Newcastle yang sedang berlangsung.
Sebelumnya, pada akhir pekan lalu, Premier League sudah memberikan izin kepada PIF, yang digawangi broker Amanda Staveley, untuk membeli Newcastle.
Lampu hijau yang diberikan Premier League membuat fans Newcastle bersorak, karena pastinya sokongan dana tak terbatas Pangeran Salman bisa membuat klub kesayangannya kaya raya melebihi Manchester City. Dan, dengan kasus ini, bukan tak mungkin proses peralihan kepemilikan, yang seharusnya rampung pada 1 Juni 2020, batal.
Baca juga:
Reaksi Mengejutkan Ronaldinho Usai Bikin Kesal Pemain Ecek-ecek
Luka Shevchenko Baru Sembuh 2 Tahun Usai Kena Magis Liverpool