Giggs Cerita Kisah Brutal Akademi MU Tempo Dulu
- Fox Sports Asia
VIVA – Ryan Giggs mengungkapkan kultur keinginan menang dan dorongan untuk meningkatkan standar yang menjadi ciri khas akademi Manchester United dulu. Namun kultur itu tampaknya mulai memudar di akademi sepakbola saat ini.
Giggs memulai karier di akademi MU bersama Gary dan Phil Neville, Nicky Butt, Paul Scholes dan David Beckham. Dia mengungkapkan, betapa kompetitifnya dulu ketika mereka mencoba membuka jalan menembus tim senior.
Baca: Falcao Bingung Lihat Selebrasi Gol Dortmund
Giggs yang kemudian menjadi pemegang rekor penampilan terbanyak di MU dengan 963 pertandingan itu mengakui bahwa sejak di akademi, dia menaruh keinginan kuat untuk menang. Itu salah satu faktor kunci dalam kesuksesannya.
"Saat saya berkembang di tim junior, saya akan melakukan apa saja untuk memenangkan pertandingan. Bahkan di game 5 vs 1 (di sesi latihan)," kata Giggs seperti dilansir Manchester Evening News, Senin 18 Mei 2020.
"Melawan teman-teman terbaik saya, Nicky Butt, Paul Scholes, kami saling menendang. Dan jika kalah, itu akan membekas sepanjang hari. Padahal itu cuma games sehari sebelum pertandingan resmi," lanjutnya.
Hasrat ingin selalu menang itulah yang membuat para pemain MU jebolan akademi kala itu memiliki etos kerja yang tinggi. Sayang, hal itu menurutnya sudah kurang tampak di akademi sepakbola saat ini.
"Dan pengalaman saya sekarang ketika melihat para pemain akademi selesai dan mereka baru saja kalah dari games di sesi latihan, mereka masih bisa tertawa dan bercanda," jelas mantan winger internasional Wales tersebut.
"Padahal mereka baru saja kalah. Meski itu (games di sesi latihan) tidak berarti apa-apa, tapi reaksi itu menunjukkan kualitas mental ingin menang dan melakukan apa pun yang mereka bisa demi meraih kemenangan."
Baca juga:
Suasana Aneh Pertandingan Bundesliga saat Corona
Chiellini Ungkit Aksi Brutal Ramos ke Salah di Final Liga Champions