Susahnya Newcastle Jadi Maha Sultan, Tersandung HAM dan Pembunuhan

Pangeran Mohammad bin Salman.
Sumber :
  • SAUDI KINGDOM COUNCIL

VIVA – Proses negosiasi penjualan Newcastle United memang sudah memasuki tahap final. Uang deposit sudah masuk dan berbagai dokumen sedang dilengkapi untuk selanjutnya diresmikan peralihan kepemilikannya kepada Saudi Arabia Public Investment Fund, yang disokong oleh Pangeran Mohamed bin Salman.

Hanya saja, proses pembelian Newcastle tak terlalu lancar. Gangguan non-teknis datang dari publik. Rata-rata meminta agar Premier League dan para pesertanya memblokade pembelian Newcastle oleh PIF.

Bukan tanpa alasan, mereka berpendapat, Newcastle nantinya jadi alat pencitraan dan media untuk menutupi kejahatan perang yang dialamatkan kepada Pangeran Salman.

Ya, dalam beberapa kasus, Pangeran Salman disebut sebagai penjahat perang. Amnesti Internasional juga sudah berbicara.

Kasus yang paling populer dalam dua tahun belakangan adalah pembunuhan jurnalis, Jamal Kashoggi. Sampai sekarang, kasus ini belum terpecahkan.

Banyak yang meyakini, otak pembunuhan Kashoggi adalah Pangeran Salman. Salah satunya adalah tunangan Kashoggi, Hatice Chengiz.

Hatice curiga pembelian The Toons Army hanya upaya dari Pangeran Salman menutupi berbagai kejahatan yang sudah merusak reputasinya.

Selain Kashoggi, masih ada lagi kasus yang membuat Pangeran Salman diprotes oleh sejumlah aktivis kemanusiaan.

"Otoritas Britania Raya dan Premier League sebaiknya tak mengizinkan orang seperti Bin Salman, yang bertanggung jawab atas pembunuhan tunangan saya, untuk terlibat dalam olahraga di sana. Itu bisa merusak citra dari Premier League dan Britania Raya," kata Hatice dilansir The Sun.

"PBB dan CIA sudah menarik kesimpulan, Bin Salman yang memerintahkan pembunuhan Jamal. Saya dengan lantang, mengimbau otoritas Britania Raya dan Premier League untuk mengintervensi pembelian Newcastle United," lanjutnya.

Tapi, pemerintah Inggris tampaknya tak mau terlalu ikut campur dalam proses pembelian Newcastle oleh PIF. Mereka mengaku masih meninjau proses akuisisi saham Newcastle tanpa mau ikut campur dan membumbuinya dengan urusan politik.