Rencana Potong Gaji, Pemain Bisa Putus Kontrak Jika Tidak Setuju
- Sky Sports
VIVA – Rencana pemotongan gaji di Premier League memicu ketidakpuasan pemain. Wacana tersebut bergulir setelah kompetisi ditunda karena pandemi virus corona COVID19.
Agen pemain Tottenham Hotspur, Toby Alderweireld, Stijn Francis mengatakan, para pemain sepakbola bisa meninggalkan klub mereka secara bebas, jika gajinya dipotong. Klub di Premier League sudah meminta kepada pemain untuk dipotong gajinya sebesar 30 persen.
Meski sampai sejauh ini belum ada kesepatakan dengan Asosiasi Pemain Sepakbola Profesional (PFA), terkait hal tersebut. Francis mengatakan, klub tidak boleh memaksa untuk memotong gaji pemainnya.
"Jika klub sudah menandatangani dengan pemain, maka mereka harus mengambil risiko termasuk membayar nilai transfer dan gajinya," kata Francis dikutip dari Skysport.
"Sebagai imbalannya, pemain tidak bisa meninggalkan klub sampai kontraknya berakhir. Kecuali ada kesepatan baru diantara kedua belah pihak. Pemain juga menyadari, jika dalam masa kontrak itu maka klub akan membayar gajinya," tambahnya.
Sementara itu di kompetisi Championship klub-klub bahkan sudah mengambil kebijakan soal gaji pemain. Sunderland misalnya, mereka menggunakan skema subsidi pemerintah dan menyatakan pemain dalam posisi cuti besar.
Dengan cara itu, maka Sunderland mengandalkan subsidi dari pemerintah. melalui skema tersebut, para pemain dipaksa menerima gaji sebesar £2.500 (sekitar Rp49,8 juta) per bulannya.
Baca juga: