Resep Karier Panjang Choirul Huda di Persela Lamongan
- Facebook Persela Football
VIVA.co.id – Masih begitu melekat dalam ingatan publik sepakbola nasional aksi-aksi dan penyelamatan gemilang seorang Choirul Huda. Berbagai cerita dan kesan pun mencuat pascaberpulangnya penjaga gawang 38 tahun menghadap sang pencipta.
Ya, kiper kawakan Persela Lamongan menjadikan laga kontra Semen Padang, Minggu, 15 Oktober 2017, sebagai duel pamungkas dalam karier dan perjalanan hidupnya. Momen dan kinerja apiknya turut dikenang sebagai legenda skuat Laskar Joko Tingkir.
Di kalangan rekan-rekannya sesama penjaga gawang senior, nama Choirul Huda sudah melekat sebagai simbol sebuah loyalitas dan konsistensi.
Hal itu yang diungkapkan eks penjaga gawang tim nasional era 90-an, Hermansyah dan Yohanes Gatot Prasetyo. Menurut dua sosok yang kini telah berperan menjadi pelatih kiper tersebut.
"Sebagai figur senior dan berpengalaman, sosoknya low profile mudah bergaul dengan siapa saja memudahkannya beradaptasi dengan semua elemen tim. Yang paling terkesan dari karakternya ia benar-benar fokus untuk bertanding bukan sibuk urusan lain," ungkap Hermansyah yang dihubungi VIVA.co.id.
"Satu hal yang membuatnya bertahan sebagai pilihan utama yakni dia jarang bikin blunder, bikin nyaman tim, pelatih dan para pemain belakang. Konsistensi, loyalitas dan performa yang stabil juga jadi pembeda," tegas Gatot Prasetyo.