Belajar dari Insiden Choirul Huda, Bagaimana Standar Liga 1?
- YouTube/tvOneNews
VIVA.co.id – Sepakbola Indonesia berduka. Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda menghembuskan nafas terakhir saat sedang diberi pertolongan di RSUD dr Soegiri, Minggu 15 Oktober 2017.
Choirul dilarikan ke rumah sakit usai mengalami benturan dengan rekan setimnya dalam laga melawan Semen Padang di Stadion Surajaya. Saat hendak melakukan penyelamatan, dada dan rahangnya terbentur.
(Baca juga: Media Inggris Sejajarkan Choirul Huda dengan Totti & Maldini)
Kiper berusia 38 tahun tersebut sempat diberi pertolongan pertama di tepi lapangan. Karena kondisinya gawat, tim medis langsung membawanya ke rumah sakit menggunakan ambulans.
Setiba di rumah sakit, Choirul langsung diberi alat bantu pernafasan. Tujuannya agar oksigen bisa 100 persen masuk ke dalam paru-parunya. Upaya satu jam tersebut rupanya tak sanggup menolong nyawanya.
Usai kabar meninggalnya Choirul menyebar luas, ramai dipertanyakan kesigapan tim medis dalam memberi pertolongan pertama. Mereka dinilai seharusnya punya cara yang lebih baik agar nyawa Choirul tertolong.
Selain itu, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dituntut untuk segera memperbaiki sistem pertolongan pertama kepada pemain yang mengalami kondisi gawat di lapangan.
"Kami perlu mendapatkan informasi akurat untuk jadi referensi tindakan yang akan kami lakukan ke depan. Khususnya dalam menangani kecelakaan di ranah olahraga sepakbola," tutur Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono.
Dalam manual Liga 1 yang diterbitkan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator, kewajiban klub tuan rumah untuk menyediakan tim medis sudah tercantum. Yang pertama, diwajibkan ada satu orang medical officer, dan delapan orang awak tandu.
(Baca juga: Choirul Huda Meninggal, Duka Sepakbola Indonesia Berlanjut)
Harus pula ada dua unit ambulans yang dilengkapi dengan tabung oksigen, masker, alat kejut jantung, perlengkapan infus, dan obat-obatan untuk keadaan darurat. Andai salah satu dari syarat itu tak terpenuhi, pertandingan belum bisa dimulai.
Panitia pelaksana pertandingan juga wajib menyediakan sebuah ruangan khusus untuk penanganan medis. Dan peralatan lengkap untuk memberi pertolongan pertama wajib ada di dalamnya.
Semua pelayanan medis yang disyaratkan oleh LIB diupayakan dengan biaya tim tuan rumah. Mereka juga wajib menyiapkan rumah sakit rujukan yang berlokasi dekat dengan hotel klub tamu dan delegasi LIB yang fasilitasnya lengkap dan memadai.