Kronologi Suporter Bakar Motor Polisi
- Pixabay
VIVA.co.id – Bentrokan terjadi usai laga antara Persiba Bantul dengan Persis Solo di stadiun Sultan Agung Bantul, Yogyakarta, Minggu kemarin. Bentrok melibatkan kelompok suporter dari dua kubu.
Bentrok antara PSIM Brajamusti dengan suporter Persis Solo, Pasoepati, bahkan terjadi hingga di Gunungkidul. Upaya pencegahan dari aparat Polres Bantul gagal meredam bentrok.
Awalnya, petugas Kepolisian mencoba memblokade rombongan Brajamusti. Namun polisi mendapat perlawanan dari kelompok suporter tersebut. Sehingga terjadi keributan. Satu unit sepeda motor milik polisi dibakar oleh kelompok suporter itu. Dan dua anggota Kepolisian mengalami luka.
Kapolres Gunungkidul, Yogyakarta, AKBP M. Arif Sugiarto mengatakan, sudah mendapat instruksi dari Polda DIY untuk mengantisipasi terjadinya gesekan antarsuporter.
Saat laga usai, suporter Pasoepati diarahkan ke jalur selatan Gunungkidul lewat Panggang. Dan konsentrasi pengamanan anggota polisi dilakukan di Sihono, Kecamatan Playen mengantisipasi bentrok di sana. "Kita sudah mendengar ada informasi 500-an suporter dari PSIM, Brajamusti mengejar Pasoepati dan kita blokade di Sihono," kata Arif Sugiarto, Senin 8 Mei 2017.
"Ada 23 suporter yang kita amankan malam tadi. Dan mereka bukan warga Gunungkidul tapi warga Bantul, kota, Sleman dan Kulonprogo," ungkapnya.
Saat terjadi perlawanan tersebut satu unit sepeda motor milik Sabhara dibakar oleh supporter PSIM. "Siapa yang membakar sudah kita kantongi identitasnya dan sudah ditangkap. Penyidik akan menetapkan tersangka setelah dilakukan gelar perkara sesuai dengan peran masing-masing pelaku," ungkapnya.
Meski pelaku banyak yang masih di bawah umur, penyidik akan memproses hukum sesuai dengan undang-undang berlaku. "Ini untuk memberikan efek jera. Untuk pelaku di bawah umur akan menggunakan undang-undang perlindungan anak," ujarnya.
Lebih jauh Kapolres mengatakan pihaknya juga akan melakukan pendalaman aktor di balik bentrok antara polisi dan supporter dan sesama suporter. "Pasti ada aktor intelektualnya," katanya. (mus)