Hanif Sjahbandi Menjelma Menjadi Bintang Arema FC
- VIVA.co.id/Riki Ilham Rafles
VIVA.co.id – Nama Hanif Sjahbandi mencuat usai membawa Arema FC menjadi juara Piala Presiden 2017. Pada pertandingan final melawan Pusamania Borneo FC di Stadion Pakansari, Cibinong, Minggu 12 Maret 2017, dia mencetak gol pembuka, sekaligus membawa tim menang dengan skor 5-1.
Pemain bernomor punggung 23 itu sukses menyambar bola liar di dalam kotak penalti ketika pertandingan memasuki menit ke-30. Dengan tenang, Hanif mengarahkan bola ke daerah kosong dan memaksa kiper PBFC, Wawan Hendrawan memungut bola dari dalam gawangnya.
"Saya tidak bisa membayangkan juga, alhamdulillah memang rezeki dari Allah, dan saya sangat bersyukur bisa membantu Arema merebut juara," tutur Hanif kepada wartawan saat ditemui usai pertandingan.
"Semua ini juga karena teman-teman, karena kalau tidak ada mereka saya tidak akan bisa cetak gol juga. Saya senang banget Arema akhirnya bisa juara," imbuhnya.
Bermain di partai puncak dengan disaksikan puluhan ribu Aremania, diakui Hanif memang memberi nuansa berbeda. Motivasinya untuk membawa Singo Edan merebut gelar juara pun semakin berkobar.
"Lebih membakar semangat, dan saya fokus saja pada pertandingan, alhamdulillah tidak berasa menjadi tekanan," ungkap pemain berusia 19 tahun tersebut.
Dalam Pantauan Luis Milla
***
Hanif merupakan salah satu pemain di pertandingan final Piala Presiden 2017 yang sedang menjalani seleksi di tim nasional Indonesia U-22. Dan kebetulan, pelatih Skuat Garuda Muda, Luis Milla datang langsung ke stadion.
Meski begitu, Hanif mengaku tidak terganggu dengan kedatangan Milla. Fokusnya tetap dicurahkan ke dalam pertandingan, dan bagaimana caranya membawa Arema menjadi yang terbaik pada turnamen pramusim ini.
"Kalau Coach Milla menilai atau tidak itu nomor dua, yang jadi fokus saya hari ini benar-benar membawa Arema juara," tutur eks pemain Persiba Balikpapan tersebut.
Walau bermain gemilang sepanjang turnamen bergulir, namun Hanif enggan jemawa. Dia memastikan bakal tetap berlatih keras, agar target Arema menjadi juara Liga 1 mendatang bisa terwujud.
Dengan adanya regulasi dari PSSI yang menetapkan ada tiga pemain di bawah usia 23 tahun sebagai pemain inti, diakui Hanif memberi pertolongan. Karena dengan begitu, dia memiliki kesempatan bermain reguler.
"Membuat kita pemain muda untuk terus menjaga profesionalisme dan kemampuan. Termasuk juga berlatih sendiri, di luar bersama dengan tim," kata Hanif.
Saat merayakan kemenangan di tengah lapangan, kebahagiaan Hanif menjadi berlipat ganda. Sebab, Ibunda beserta adik-adiknya yang datang langsung ke stadion turut bergabung. Pelukan hangat diberikan anggota keluarga kepadanya.
Tonton highlight pertandingan final Piala Presiden 2017 antara Pusamania Borneo FC melawan Arema FC di video HASIL AKHIR VIVAbola.