Harapan Bangkitnya Sepakbola Nasional dari Papua

Pembukaan Torabika Soccer Championship di Stadion Mandala Krida, Jayapura
Sumber :
  • VIVA.co.id/Riki Ilham Rafles

VIVA.co.id – Torabika Soccer Championship (TSC) resmi dibuka pada Jumat 29 April 2016. Stadion Mandala, markas Persipura Jayapura terpilih sebagai lokasi acara pembukaan kompetisi yang diharapkan jadi titik balik kebangkitan sepakbola nasional.

Setelah lebih dari satu tahun seperti sedang mati suri, beberapa turnamen yang dihelat tak memberi dampak signifikan bagi seluruh pencinta sepakbola di Indonesia. Sebab, selain tak semua tim turut serta, pembagian tuan rumah pun tak merata.

Pendukung Persipura adalah contohnya. Para penggemar klub berjuluk Mutiara Hitam baru bisa melepas kerinduan memberi dukungan langsung kepada Boaz Solossa dan kawan-kawan saat menjamu Persija Jakarta.

Rasa rindu dan keharuan bisa tampak ketika acara seremoni digelar. Penyanyi asli Papua, Nowela Elizabeth Mikhelia Auparay memimpin mereka yang hadir memenuhi Stadion Mandala Krida menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Nyanyian yang amat menyentuh, karena gemanya amat nyata terdengar di dalam stadion. Bendera merah putih berukuran raksasa juga dibentangkan oleh Persipura Mania yang berada di sisi kanan tribun Liverpool.

"Menjadi spesial karena ini (Indonesia Raya) dinyanyikan di Papua. Amat mengharukan," kata Direktur Utama PT Gelora Trisula Semesta, selaku operator TSC, Joko Driyono saat ditemui usai pertandingan.

Kelegaan tampak di wajah Jokdri --sapaan akrab Joko Driyono-- ketika itu. Dia tak bisa menyembunyikan kegembiraan karena acara pembukaan berjalan dengan sukses. Pada saat berjalan meninggalkan stadion, Jokdri bertemu dengan Fachrudin Pasolo, ketua panitia pelaksana Persipura.

Jokdri langsung memeluk Fachrudin sambil mengucapkan terima kasih. Pelukan hangat itu ditutup dengan perbincangan singkat keduanya mengenai jalannya rangkaian acara yang memuaskan bagi mereka.

 

Persembahan anak-anak Papua

***

Ratusan penari cilik dari Tanah Papua dikumpulkan menjadi satu, dalam rangka memeriahkan seremoni pembukaan TSC. Diambil dari beberapa sanggar yang ada di sana, kemudian mereka diminta untuk bersatu memberi hiburan.

Tarian Papua digabung dengan koreografi modern mengundang decak kagum para penonton. Mereka bahkan secara spontan memberi tepuk tangan begitu lagu Yamko Rambe Yamko diputar.

Bukan tarian atau koreografi modern yang dianggap penting dalam rangkaian acara tersebut. Rupanya, proses pengumpulan anak-anak dari berbagai sanggar itu memiliki arti penting bagi Direktur Kompetisi dan Regulasi PT GTS, Ratu Tisha.

Dia mengatakan memiliki pengalaman yang amat menyentuh. Perempuan kelahiran 31 tahun silam tersebut bahkan sampai berkaca-kaca karena terharu melihat akhirnya penampilan anak-anak tersebut sukses ‘membius’ para penonton.

"Saya sampai tidak kuat menahan air mata, karena saya yang aktif mengumpulkan anak-anak ini dari awal," ucap Tisha.

Seperti halnya dengan Tisha, anak-anak yang menari tentu juga memiliki kebanggaan tersendiri. Menjadi bagian dari momentum kebangkitan sepakbola nasional yang dimulai dari Tanah Papua menjadi catatan sejarah masing-masing dari mereka kelak.

 

Sempritan Jokowi

***

Acara pembukaan TSC kali ini memang berjalan di luar skenario awal. Tadinya, pembukaan akan diawali dengan pidato Presiden RI Joko Widodo. Namun, karena halangan penerbangan, posisi Presiden digantikan oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

Dalam sambutannya itu, Gatot mengungkapkan, penunjukkan Papua sebagai lokasi pembukaan TSC tak lepas dari instruksi Presiden. Jokowi dikatakannya memiliki perhatian khusus terhadap perkembangan sepakbola di Papua, yang memang kerap menyumbangkan talenta berbakat ke tim nasional.

"Atas petunjuk Presiden dan karena beliau memiliki perhatian khusus kepada Papua, maka pertandingan pembukaan dilakukan di Jayapura," tutur Gatot.

Sekitar pukul 23.10 WIT, lampu iring-iringan Presiden tampak dari tribun stadion. Para penonton yang melihat hal itu langsung bertepuk tangan, dan meneriakkan nama Jokowi.

Sambutan positif itu berlanjut ketika orang nomor satu di negeri ini berada di kursinya. Sebelum duduk, pria asal Solo, Jawa Tengah itu melambaikan tangan ke arah penonton. Dari layar lebar yang ada di stadion, tampak Jokowi tersenyum gembira mendapat sambutan luar biasa dari para penonton.

Saat Jokowi datang, para pemain kedua kesebelasan sedang berada di ruang ganti dan bersiap menjalani paruh kedua pertandingan. Tak ingin kehilangan momen, di mana biasanya Presiden membuka tendangan seremoni, ketika itu muncul inisiatif lain.

Jokowi turun ke pinggir lapangan diiringi oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. Jokowi memegang peluit di tangan kiri, kemudian meniupnya sebagai tanda babak kedua dimulai.