Sriwijaya Siap Jawab Tantangan PT Liga Indonesia
VIVA.co.id – Sriwijaya FC mengaku tidak takut, jika lima aspek lisensi klub profesional Indonesia diberlakukan dengan tegas. Klub berjuluk Laskar Wong Kito percaya diri, sudah memenuhi semua persyaratan.
Sriwijaya disebut sebagai satu dari 15 klub tanpa memiliki lisensi, yang terakhir diterbitkan PSSI pada 2014 lalu. Seiring waktu berjalan, Sriwijaya mengklaim manajemen terus melakukan pembenahan.
"Sebenarnya untuk lima aspek ini, tiap tahun sudah sering kita lakukan. Jadi, untuk mencapai tingkat, itu sudah tidak perlu diperdebatkan lagi," kata Faisal Mursyid, Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri pada Jumat 1 April 2016.
Sikap Sriwijaya disebut sejalan dengan tekad Presiden klub, Doddy Alex Reza, yang ingin Laskar Wong Kito menjadi klub papan atas. Faisal pun memberikan contoh, apa saja yang sudah mereka lakukan untuk mencapai standard profesional.
"Kami tiap tahun keuangannya diaudit terus, kok. Infrastruktur kita selalu pertahankan, dan pelatih kita pakai yang memiki lisensi A AFC," kata Faisal.
Penegakkan syarat lisensi oleh PSSI, diprediksi dapat membuat banyak klub ISL terhambat ikut kompetisi. Karena banyak klub mengalami kendala di tahun sebelumnya.
Menurut Faisal, jika hal itu terjadi, memang akan menimbulkan beberapa efek baik positif maupun negatif. Tetapi, tak jadi masalah baginya, sebab itu demi kemajuan industri sepakbola nasional.
"Itu akan mengurangi income klub minimal dari pertandingan home. Tetapi juga bisa mengurangi pengeluaran klub. Kita tidak usah bandingkan dengan kompetisi Eropa. Cukup contoh seperti di China atau Malaysia, lah," ujarnya.
Sebelumnya Sekretaris PT Liga Indonesia, Tigorshalom Boboy, menantang semua pihak untuk berani bertindak tegas, dalam menegakkan aturan lisensi klub profesional. Tantangan ini diutarakan, lantaran selama ini terlalu banyak pemakluman.
Hal itu yang menurutnya, justru membuat kualitas industri sepakbola Indonesia tak mengalami kemajuan. Banyak klub terlilit masalah finansial di tengah kompetisi berjalan, seolah menjadi hal biasa selama ini.