PT Liga Jelaskan Penerapan Salary dan Budgeting Cap di ISC
- viva.co.id / Radhitya Adriyansyah
VIVA.co.id - Rencana PT Liga Indonesia menerapkan regulasi salary dan budgeting cap tampaknya semakin serius. Dalam sebuah sesi diskusi bersama awak media di Sekretariat PSSI Pers, Kamis 10 Maret 2016, CEO PT Liga, Joko Driyono, membeberkan maksud dan tujuan diterapkannya regulasi tersebut.
Terkait hal ini, pematangan terus dilakukan PT. Liga Indonesia meski kompetisi Indonesia Super League (ISL) masih 'mati suri'. Joko pun menungkapkan jika rencana diterapkannya regulasi ini, tak lain untuk memberikan proteksi kepada klub peserta Indonesia Soccer Championship (ISC).
Terlepas dari pro dan kontra, Joko memastikan jika regulasi salary dan budgeting cap adalah solusi untuk menjaga stabilitas keuangan klub. Selain itu, regulasi ini bukan ditujukan untuk mengurangi nilai kontrak pemain, tapi justru memberikan garansi jika pemain akan tetap mendapatkan haknya dari klub.
"Bukan untuk mengurangi nilai kontrak pemain, tapi regulasi ini justru akan memproteksi gaji pemain. Regulasi ini memberikan garansi kepada pemain untuk menerima gaji setiap bulannya dan tidak terancam penunggakan (gaji)," kata Joko Driyono kepada wartawan.
Salary dan budgeting cap adalah sebuah regulasi yang yang menitikberatkan pada stabilitas pengelolaan keuangan klub. Regulasi ini membatasi pengeluaran klub dalam hal belanja pemain disesuaikan dengan pendapatan yang masuk.
"Dalam beberapa tahun terakhir, perputaran dana dalam kontrak pemain tidak berubah. Ini berarti nilai kontrak sama sekali tidak berpengaruh. Karena itu, regulasi salary dan budgeting cap sama sekali tidak mengurangi nilai kontrak, tapi justru melindunginya. Karena, dalam sebuah kompetisi yang kuat, harus dibangun dari stabilitas klub yang kuat juga," ujar Joko.