Pengakuan Bambang Suryo soal 'Match Fixing'
Jumat, 15 Januari 2016 - 05:05 WIB
Sumber :
- viva.co.id / Satria Permana
VIVA.co.id –
Mantan manajer PSS Supardjiono, Bambang Suryo (BS), akhirnya mengungkapkan fakta yang sebenarnya perihal
match fixing
di sepakbola Indonesia. Dia mengatakan dijanjikan diberi uang oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bila mau bicara kepada media.
BS mengaku dibayar sebesar Rp50 juta karena sudah mau membeberkan adanya “pengaturan skor” pada sepakbola Indonesia. Kemudian dia juga dijanjikan uang bulanan, walau pada akhirnya janji dari Kemenpora tersebut tidak terlaksana hingga sekarang.
”Saya dijanjikan dikasih uang Rp50 juta, Rp50 juta sudah dibayar sebelum bulan puasa 2015 karena saya sudah mau bicara ke media. Namun mereka berbohong kepada saya kalau saya akan dapat bulanan.” Kata BS kepada wartawan beberapa waktu lalu.
“Padahal saya sudah datang ke tempat jumpa pers, ke televisi, mau ngomong, dan saya juga dijanjikan dapat uang bulanan Rp10 hingga Rp15 juta. Nyatanya sampai sekarang itu semua bohong,” sambungnya.
Selain itu, dia juga mengungkapkan bila beberapa temannya juga dijanjikan akan dikasih uang di saat hari raya Idul Fitri karena melakukan hal yang sama. Bahkan, BS memberikan bukti adanya surat perjanjian tertulis akan diberikan apresiasi berupa uang oleh pihak Kemenpora.
Baca Juga :
”Saya punya saksi ada dua temenku di FKPPI. Saya ditidurkan di lantai enam Menpora,” ujarnya.
Walau begitu, BS tidak memungkiri adanya praktik
match fixing
di sepakbola Indonesia. Akan tetapi, dia juga menegaskan bila PSSI saat ini tak terlibat dengan praktik mafia sepakbola yang selama ini beredar.
“Hal itu sudah jauh terjadi sebelum kepengurusan (PSSI saat ini pimpinan) La Nyalla terbentuk. Jadi engga ada kaitannya dengan itu,”ujar BS.
Sementara itu, BS sendiri sudah dijatuhi hukuman oleh PSSI lewat Komisi Disiplin pada 19 Oktober 2015 lalu. Dia bersama Gunawan serta Agus Yuwono mendapat hukuman yang cukup berat dari PSSI atas ulahnya.
BS dan Gunawan terkena hukuman larangan beraktivtias dalam kegiatan yang terkait sepakbola di lingkungan PSSI seumur hidup. Sedangkan pelatih Agus Yuwono mendapatkan larangan beraktifitas dalam kegiatan yang terkait sepakbola di lingkungan PSSI selama 5 tahun.