Kanker Paru Renggut Penyiar Legendaris Persebaya

Pemain Persebaya United, Pedro Javier (tengah)
Sumber :
  • Sepakbola.com

VIVA.co.id - Arek kulon, arek etan… Ojok sawat-sawat, Rek!! Sing tertib, Rek. (Anak-anak dari barat, dari timur... Jangan lempar-lempar ya!! Yang tertib Rek.) Kata-kata ini sangat populer di kalangan pecinta sepakbola Surabaya karena mampu membuat kondisi stadion yang rusuh bisa kembali tertib.

Kalimat singkat itu merupakan kata-kata legendaris yang akan selalu dikenang bagi suporter yang setia datang langsung ke stadion, baik Gelora 10 Nopember sampai Gelora Bung Tomo.

Sosok yang mengucapkan kalimat itu bernama Supangat. Ia adalah announcer alias penyiar pertandingan Persebaya selama kurang lebih 4 dekade terakhir. Kamis dini hari, 5 November 2015, tersiar kabar bahwa pria 65 tahun ini telah berpulang ke pangkuan Yang Maha Kuasa.

Supangat sedikit banyak mengetahui perjalanan panjang tim Persebaya. Sebelumnya, dia bekerja di radio Gelora Surabaya. Tugasnya saat itu bukan langsung menjadi penyiar pertandingan, melainkan sebatas memutar lagu-lagu.

Baru tiga tahun sesudahnya dia dipercaya untuk berbicara di depan mikrofon untuk menyiarkan jalannya petandingan Persebaya.

Supangat juga dikenal sebagai garda terdepan yang menjaga keamanan dan kenyamanan di stadion. Sifat kebapakan membuat ia sangat disegani oleh semua kalangan. Mulai dari pengurus, pemain hingga suporter.

Pria asli Surabaya ini selalu menanamkan karakter serta identitas Suroboyo ketika mengawal pertandingan Persebaya. Kata 'arek' tak pernah lepas di setiap penampilannya di tepi lapangan.

Arek Wetan ialah sebutan untuk Bonek yang menonton laga dari tribun timur. Arek Lor nama Bonek yang mendukung Persebaya di tribun utara. Arek Kulon adalah sebutan Bonek yang duduk di tribun barat. Serta Arek Kidul sebutan Bonek yang berada di tribun selatan.

Sakit Paru

Tapi, kini almarhum yang layak menjadi legenda Persebaya itu meninggal dunia karena kanker paru. Tak banyak yang tahu almarhum mengidap penyakit ini, bahkan banyak kerabatnya baru tahu setelah Supangat meninggal.

"Kami juga baru tahu kalau almarhum punya penyakit itu setelah diberitahu dokter. Tapi, kalau istri almarhum sudah tahu, cuma memang merahasiakan," ujar Turmuji, ipar almarhum Supangat dari Tuban, di rumah duka.

Menurut Turmuji, mantan penyiar yang suaranya sudah sangat akrab di telinga pecinta sepakbola Surabaya itu dirawat di RSUD Dr Soetomo selama seminggu sebelum meninggal. "Tetapi, sebelum itu almarhum sudah sering keluar masuk rumah sakit. Bahkan, sampai pernah dirawat di Jakarta," jelasnya.

Almarhum pernah menjadi ring announcer perebutan gelar juara kelas bantam WBC International antara petinju Indonesia, Wongso Indrajit, dengan Edel Geronimo dari Filipina pada 1988 silam.

Kini suara khas dan kharisma Supangat dari pinggir lapangan Stadion Tambaksari sudah tak terdengar lagi. Supangat telah berpulang ke rahmatullah. Semoga engkau tenang di sana dan diberikan tempat terbaik di sana!! Selamat jalan Pak Pangat!!!!