Sriwijaya Enggan Terpengaruh Kisruh Pendukung Persebaya

Pemain Persebaya United, Pedro Javier (tengah)
Sumber :
  • Sepakbola.com
VIVA.co.id - Gelora Bung Tomo merupakan kandang Persebaya di musim kompetisi reguler 2014-2015. Namun kisruh yang membuat kepengurusan PSSI di bawah La Nyalla Mattalitti dibekukan Menpora, membuat atmosfir dukungan suporter ikut terimbas. Secara psikologis, kondisi itu menguntungkan Sriwijaya FC leg 1 babak 8 besar Piala Presiden, Minggu, 20 September 2015.

Bonek 1927 yang mengklaim bahwa klub pimpinan I Gede Widiade tersebut merupakan Persebaya palsu. Hal tersebut memaksa Persebaya berganti nama menjadi Persebaya United di Piala Presiden 2015.

Meskipun demikian, kubu Laskar Wong Kito tak mau terjebak persoalan ini. Mereka punya pengalaman pahit menghadapi tim yang sama di SCM Cup 2015, turnamen yang rencananya jadi pramusim kompetisi. Menghadapi Jendry Pitoy dkk di Gelora Jakabaring kala itu, SFC hanya bisa bermain imbang. 

(Baca juga: Persebaya Waspadai Trio Penyerang Sriwijaya FC)

"Persebaya tetaplah Persebaya. Sama-sama kita punya persiapan minim di Piala Presiden. Praktis kami hanya satu bulan persiapannya," terang Ahmad Haris sekretaris tim SFC.

Kehadiran duo Papua, Patrick Wanggai dan Titus Bonai memang mendongkrak agresifitas Sriwijaya. Hanya saja peran mereka tak bisa diharapkan jika Persipura kembali memanggil keduanya untuk kompetisi memdatang. SFC juga tak ingin kiprah positif di Piala Presiden terhenti begitu saja. Mereka tetap mengincar poin di laga yang rencananya dimulai pukul 15.00 WIB tersebut.

(Mau ikutan kuis VIVAbola berhadiah apparel? Silahkan klik tautan ini untuk mengetahui aturannya)

"Kami harus dapat poin di Surabaya agar langkah kita ringan di leg kedua," sebut Ahmad Haris.

Menurut dia, organisasi permainan Persebaya sudah terbentuk. Ditambah hadirnya Pablo Javier sebagai target man, skuad Bajol Ijo merupakan tim komplit yang bisa meremukkan lawan jika tidak dipressing. Kehadiran eks timnas U-19 yang menjadi pilar tim, terutama Evan Dimas menjadikan gaya main taktis, jadi kelebihan. 

"Tapi coach Benny saya rasa sudah pikirkan hal ini. Hasil di Malang jadi gambaran bahwa tim kami semakin lama semakin padu," ucapnya.