Spaso Ungkap Alasan Ngotot Bertahan di Persib

Mantan penyerang Persib Bandung, Ilija Spasojevic
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA.co.id - Ilija Spasojevic blak-blakan mengungkapkan alasan kenapa dia masih ngotot
ingin bermain di Indonesia, bersama Persib Bandung, meski tawaran bermain di negara lain datang menghampirinya.

Pemain yang akrab disapa Spaso itu mengatakan, masih menyimpan hasrat besar, meski statusnya sudah tak lagi resmi sebagai pemain Maung Bandung setelah manajemen memutuskan kontrak seluruh anggota tim, akhir Juni lalu.

"Saya cukup bangga menjadi bagian dari Persib, sebuah klub besar di Indonesia. Meskipun saat ini kondisi sepak bola Indonesia sedang krisis, tapi seperti seluruh orang Indonesia lainnya, saya berharap semuanya kembali berjalan normal," ungkap Spaso di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung.

Dia mengungkapkan, masih sangat penasaran membela Persib, sebab dia baru mencicipi dua kali pertandingan di ajang resmi sejak dikontrak, 25 Maret 2015, setelah PSSI memutuskan menghentikan kegiatan kompetisi di semua level karena klub-klub kesulitan mengantongi izin dari kepolisian.

"Saya merasa belum mewujudkan semua harapan dan misi bersama Persib. Target saya sebagai goal getter di tim juga belum tercapai, padahal saya ingin menunjukkan bisa melakukan hal itu di Persib," ucap Spaso.

"Keluarga juga cukup mendukung keinginan saya untuk tetap berada di Indonesia. Sepertinya, saya masih cukup sulit meninggalkan Persib dan Indonesia. Ini klub besar yang memiliki suporter luar biasa," tuturnya.

Sebelumnya, agen Spaso, Gabriel Budi juga mengungkapkan jika kliennya tersebut ngotot bertahan di Indonesia, karena masih ingin membela Persib sekalipun hanya berlaga di turnamen persahabatan. Maung Bandung berencana tampil di ajang Piala Indonesia Satu yang digagas Mahaka Sports and Entertainment, pertengahan Agustus mendatang.

Bahkan, kata Budi, Spaso rela menolak ajakan klub Thai Premiere League (TPL), Saraburi FC yang memberinya penawaran menggiurkan berupa fasilitas gaji yang konon mencapai Rp150 juta per bulan. (art)