Ditinggal Farhan, Persib Tetap Pede Jadi 'Mesin Uang'
Jumat, 12 Juni 2015 - 08:03 WIB
Sumber :
- Persib.co.id
VIVA.co.id - Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar mengaku cukup menghormati keputusan mundur yang diambil Muhammad Farhan dari posisinya sebagai Direktur Marketing dan Promosi PT Persib Bandung Bermartabat (PBB).
Sebelumnya Farhan menyatakan sudah sejak lama mengajukan permohonan mundur dengan alasan regenerasi pengurus di sektor bisnis dan marketing yang selama ini jadi ujung tombak Maung Bandung dalam mendulang rupiah untuk membiayai kebutuhan klub.
Sebelumnya Farhan menyatakan sudah sejak lama mengajukan permohonan mundur dengan alasan regenerasi pengurus di sektor bisnis dan marketing yang selama ini jadi ujung tombak Maung Bandung dalam mendulang rupiah untuk membiayai kebutuhan klub.
Umuh mengakui, selama ini Farhan bekerja cukup baik menjalankan tugasnya 'menjual' Persib kepada sponsor. Namun, dia berkeyakinan jika Farhan benar-benar mundur dari jabatannya, ini tak akan berpengaruh besar terhadap kondisi keuangan klub maupun brand Persib di mata sponsor.
Dia optimistis, masih ada banyak figur yang minimal bisa bekerja menyamai pencapaian yang dilakukan Farhan dan Persib tetap akan jadi 'mesin' penghasil uang yang cukup besar. "Kita cukup menghormati keputusannya. Tapi apa pun keputusannya, kami yakin tak akan berdampak besar terhadap Persib," kata Umuh.
"Masih ada sejumlah sosok di manajemen yang bisa bekerja untuk meneruskan apa yang sudah dilakukannya. Saya kira tanpa disuruh, semua orang yang saat ini masih ada di PT PBB sudah siap menjalankan tugas dan fungsinya. Termasuk mengisi kekosongan jika ada pengurus yang pergi," katanya.
Selama ini Farhan tergolong sukses mengemban tugasnya. Dari musim ke musim sejak Persib dikelola oleh PT PBB, pertengahan 2009 lalu, Maung Bandung mampu menjadi magnet tersendiri dari sisi sponsorship.
Bahkan, musim ini Persib menorehkan catatan menggaet 16 sponsor, 11 di antaranya nama produk sponsor terpampang di jersey yang digunakan Atep Cs. Sayang kompetisi harus dihentikan di tengah jalan oleh PSSI karena kekisruhan yang terjadi sejak Kemenpora membekukan PSSI.