Keputusan KN Tak Mungkin Memuaskan Semua
- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Komite Normalisasi (KN) Jumat, 29 April 2011, ini akan mengumumkan hasil verifikasi kandidat-kandidat yang bisa maju pada Kongres PSSI, 20 Mei 2011. Nama-nama yang sudah dinyatakan FIFA tidak bisa ikut lagi dalam pencalonan teorinya tak muncul dalam daftar orang yang berhak ikut bursa di Kongres nanti.
Hal ini disampaikan oleh Tommy Welly, pengamat sepakbola yang juga anggota Koalisi Independen untuk Rekonsiliasi Sepakbola Nasional (Konsen).
"Sangat jelas kalau FIFA sudah memutuskan mereka tidak bisa mengikuti pencalonan. Nama-nama itu bahkan sebenarnya tidak perlu diverifikasi," kata Tommy yang dihubungi lewat telepon oleh VIVAnews.
FIFA sudah memutuskan empat nama yakni George Toisutta, Arifin Panigoro, Nurdin Halid dan Nirwan Dermawan Bakrie tidak bisa ikut pencalonan. Dua nama terakhir sudah menyatakan menerima keputusan ini.
Namun Toisutta dan Arifin Panigoro Rabu, 27 April 2011, tetap bertahan untuk bisa ikut pencalonan. Pendukung mereka, Kelompok 78, ini bahkan telah meminta Agum Gumelar lengser dari jabatannya sebagai Ketua Komite Normalisasi. Agum dianggap tidak mampu menjalankan tugasnya dalam melakukan proses tahapan pemilihan ketua umum PSSI.
"Kami minta Agum Gumelar mundur dari Komite Normalisasi, daripada kita mundurkan" ujar juru bicara Kelompok 78, Wisnu Wardana kepada wartawan, Kamis, 28 April 2011.
Menanggapi hal ini, Tommy berharap Agum tegas sesuai dengan wewenang yang sudah diberikan FIFA padanya. Agum, menurut Tommy, selama ini sudah mencoba mendengarkan kemauan dari semua pihak.
"Tapi pada akhirnya, tak mungkin Agum membuat keputusan yang bisa memuaskan semua pihak."
78 tak lagi 78
Soal Kelompok 78, Tommy menilai kalau suara mereka sebenarnya tidak lagi berkekuatan 78 pemegang hak suara.
"Bahkan sejak Kongres Pekanbaru sudah tidak bulat 78. Saya dengar dari teman-teman, 78 sudah pecah. Ada yang (beralih) ke Agusman Effendi, ada yang ke Erwin Aksa."
Jika Kelompok 78 tetap ngotot untuk memaksakan nama Toisutta dan Arifin Panigoro bisa ikut pencalonan, Tommy khawatir FIFA akan memberikan sanksi terberat yang bisa mereka keluarkan.
"Indonesia bisa kena sanksi. Kalau benar terjadi, bangsa seperti apa kita ini? Kesabaran FIFA sulit diraba. Apa yang dilakukan mereka (Kelompok 78) sama berbahayanya dengan ketika dulu Nurdin Halid memaksakan ikut pencalonan," kata Tommy
Sanksi FIFA yang terberat jika kisruh sepakbola di Indonesia tak selesai adalah melarang keikutsertaan Indonesia di kancah internasional baik itu level klub ataupun tim nasional termasuk SEA Games.
"Kalau itu yang terjadi yang paling rugi bukanlah mereka yang berpolitik. Namun mereka yang merupakan pelaku sepakbola sejati. Para pemain, pelatih dan lainnya," kata Tommy. (eh)