PSMS Medan Dijual, Bobby Nasution: Kalau Sama-sama Pak Edy Rahmayadi Mau
- VIVA.co.id/B.S. Putra (Medan)
Medan, VIVA – Walikota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution bersedia membeli saham PSMS Medan, untuk membawa ayam kinantan lebih maju dan berkembang mengarungi kompetensi Liga Indonesia kedepannya.
Gubernur Sumut terpilih ini, dengan tegas tidak ada keinginan membeli saham mayoritas PSMS Medan, untuk mengelola klub sepakbola kebanggaan Kota Medan.
Saat ini, saham mayoritas PT Kinantan Medan Indonesia (KMI) menaunggi PSMS Medan, masih dimiliki oleh Gubernur Sumut periode 2018-2023, Edy Rahmayadi yang juga sebagai Pembina PSMS Medan.
"Kalau dilepas semua sama pak Edy, gak lah," ucap Bobby Nasution kepada wartawan, di Kota Medan, Senin 20 Januari 2025.
Menantu mantan Presiden RI, Joko Widodo itu, mengatakan dirinya siap mengelola PSMS Medan, bila bersama-sama dengan Edy Rahmayadi.
"Tapi, kalau sama-sama pak Edy mau," tutur suami Kahiyang Ayu itu.
Diberitakan sebelumnya, PT Kinantan Medan Indonesia (KMI), siap menjual saham kepemilikan PSMS Medan. Langkah ini dilakukan demi masa depan klub asal Kota Medan lebih baik lagi dan mampu bertarung di Liga 1.
Pembina PSMS Medan, Edy Rahmayadi, yang juga pemegang saham mayoritas dari ayam kinantan menyampaikan pesan bagi calon pembeli saham PSMS Medan nantinya.
Direktur Utama PT KMI, Arifuddin Maulana Basri, mengungkapkan pesan dari Gubernur Sumut periode 2018-2023 itu, yakni pertama jangan bawa PSMS Medan keluar dari Sumut dan kedua, jaga marwah dan nama baik PSMS Medan.
"Permintaan pembina hanya dua, yakni jangan dibawa keluar Sumatera Utara, dan yang kedua, tolong dijaga dengan baik," ucap pria yang akrab disapa Ari, dalam keterangan pers, Kamis 16 Januari 2025.
Sebelumnya, Ari juga merespons isu yang berkembang belakangan ini. Ada kemungkinan kepemilikan PSMS Medan berpindah dan itu semakin menjadi perbincangan hangat di kalangan pencinta sepakbola Sumatera Utara.
"Terkait polemik pindah tangan kepemilikan PSMS, kami sedang menunggu kabar dari calon pembeli," ucap Ari.
Ari mengungkapkan bahwa pihaknya selaku manajemen PSMS terbuka terhadap kemungkinan perubahan kepemilikan, meski hingga saat ini belum ada keputusan resmi.
"Yang tanya banyak, tapi belum tahu mana yang serius. Intinya, kami sudah ikhlas kalau ini harus berpindah kepemilikan," kata Arifuddin.
Disinggung berapa nilai saham PSMS dijual, Arifuddin mengungkapkan bahwa harga klub tidak hanya dilihat dari sisi finansial. Tapi, harus dilihat dari dampak ke depannya untuk kemajuan PSMS.
"Kalau soal harga, ya relatif. Tidak bisa kita cerita untung rugi. Selayaknya tim Liga 2 saja, tapi PSMS ini punya value yang lebih. Kalau memang serius untuk PSMS, calon pembeli tak seharusnya memperdebatkan hal itu," tutur Arifuddin.
Ari berpesan untuk pihak yang berminat mengambil alih PSMS agar mampu memberikan dampak baik bagi klub dari sebelumnya.
"Intinya, kami pun tahu diri. Dan kalau kata anak Medan, jangan tembak lari," ucap Arifuddin. Meski isu dorongan pemindahan kepemilikan PSMS terus berembus, Arifuddin memastikan hingga kini belum ada kesepakatan resmi dengan pihak manapun.
Meski isu dorongan pemindahan kepemilikan PSMS terus berembus, Arifuddin memastikan hingga kini belum ada kesepakatan resmi dengan pihak manapun.
Arifuddin yang merupakan menantu Edy Rahmayadi mengatakan pihaknya, masih fokus menghadapi babak play-off degradasi Liga 2. Meski menghadapi tekanan finansial dan isu kepemilikan, semangat juang tim PSMS tetap tinggi.
Arifuddin menegaskan pentingnya menjaga performa tim untuk mempertahankan marwah klub kebanggaan Kota Medan dan Sumatera Utara.
"Masih saya dan ayah (Edy Rahmayadi) yang membiayai ini semua. Tolong doakan tim kita ini bisa melewati babak playoff dengan baik. Saya tekankan kepada pemain harus bermain all-out demi marwah PSMS. Tugas saya adalah membiayai ini sampai selesai," ujar Arifuddin.