Persib Dicap 'Badut Asia', Bojan Hodak Beri Penjelasan

Pelatih Persib, Bojan Hodak dan Ciro Alves dalam sesi jumpa pers jelang pertandingan lawan Zhejiang FC (foto: Dede Idrus)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dede Idrus (Bandung)

Bandung, VIVA – Perfoma melempem Persib Bandung di Liga Champions Asia 2 mendapat kritikan tajam dari Bobotoh di media sosial. Persib bahkan dicap 'Badut Asia' karena belum pernah meraih kemenangan.

Dari tiga pertandingan, Persib Bandung hanya meraih satu kali hasil imbang dan dua kekalahan. Hasil buruk ini membuat Persib terpuruk di dasar klasemen Grup F AFC Champions League 2.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan perfoma Persib di Liga 1 2024/2025. Di mana, tim berjuluk Maung Bandung itu tercatat belum tersentuh kekalahan hingga pekan ke-10.

Pelatih Persib, Bojan Hodak, buka suara terkait pencapaian timnya di Liga Champions Asia 2 dan Liga 1. Dia mengatakan bahwa banyak Bobotoh belum mengerti kualitas level Asia jauh lebih tinggi dari Liga 1.

"Banyak Bobotoh tidak mengerti bahwa level Asia jauh lebih tinggi dari liga Indonesia. Dan masalah lain sudah saya katakan bahwa jadwal pertandingan di liga tidak mendukung kami dan membuat pemain merasa kelelahan," jelas Bojan.

Pelatih asal Kroasia ini menjelaskan saat awal musim timnya memang berusaha mencoba meraih kemenangan disetiap pertandingan dan kompetisi yang dijalani. Tetapi, Persib ternyata belum cukup kuat untuk bersaing di level Asia.

"Kami memang belum cukup kuat bermain di Liga Champions yang berada lebih tinggi (kualitasnya) daripada kami. Pada akhirnya, saya selalu bicara kenapa orang-orang tidak realistis," ungkapnya.

Maka tidak heran, saat drawing AFC Champions League 2 Persib berada di pot terendah di bawah Zhejiang FC (China), Port FC (Thailand) dan Lion City Sailors (Singapura) 

"Kenapa kami ada di peringkat paling bawah di pot? kenapa kami ada di pot 4? pasti ada alasannya. Ini karena pada dasarnya tim Indonesia tidak bagus di AFC pada 10-15 tahun terakhir. Ini artinya, liganya tidak cukup kuat. Jadi yang pertama adalah fokus membuat liganya jadi lebih kuat," jelasnya.

Dengan adanya regulasi enam pemain asing, kata Bojan, kualitas Liga Indonesia mulai membaik. Namun, masih belum ada di level top dan perlahan masih harus diperbaiki.

"Ini dimulai dari lebih diperhatikan pengembangan pemain mudanya, pemain lokal lebih bagus, pemain asing lebih bagus, lalu lebih banyak uang datang untuk liga, ini perlahan akan membuat liga meningkat. Liga Indonesia dalam 10-15 tahun terakhir tidak dalam bentuk yang bagus," ungkap Bojan.