AFC Tolak Protes PSSI Terkait Kepemimpinan Wasit di Laga Bahrain vs Timnas Indonesia
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Jakarta, VIVA — PSSI telah mengajukan protes resmi terkait kepemimpinan wasit dalam pertandingan antara Timnas Bahrain melawan Timnas Indonesia, namun protes tersebut ditolak oleh Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).
Manajer Timnas Indonesia, Sumardji, mengungkapkan bahwa surat protes yang dikirim oleh PSSI tidak diterima oleh AFC, yang kemudian menyarankan PSSI untuk melaporkan masalah ini ke FIFA.
Dalam pernyataan yang disampaikan melalui wawancara dengan CNN TV Indonesia, Sumardji menjelaskan bahwa AFC tidak menganggap ada kesalahan yang signifikan dalam keputusan wasit asal Oman, Ahmed Al Kaf, yang memimpin laga tersebut. PSSI merasa bahwa wasit tidak adil dan berat sebelah, terutama dalam momen-momen krusial yang menguntungkan pihak Bahrain.
Pada laga yang berlangsung di Bahrain National Stadium pada 10 Oktober 2024, Indonesia yang hampir mengamankan kemenangan dengan skor 2-1 harus puas dengan hasil imbang 2-2, setelah Bahrain mencetak gol penyama kedudukan di menit-menit akhir pertandingan.
Protes PSSI: Fokus pada Perpanjangan Waktu yang Berlebihan
Protes PSSI terutama difokuskan pada perpanjangan waktu yang dianggap tidak sesuai. Dalam pertandingan tersebut, wasit awalnya memberikan tambahan waktu (injury time) selama enam menit.
Namun, secara kontroversial, laga justru berlangsung hingga menit ke-90+9, yang kemudian dimanfaatkan oleh Bahrain untuk mencetak gol penyeimbang, mengakhiri pertandingan dengan skor imbang 2-2.
Situasi ini memicu kekecewaan besar bagi pihak PSSI, yang merasa bahwa keputusan untuk memperpanjang waktu melebihi enam menit telah merugikan Indonesia.
Menurut Sumardji, keputusan tersebut sangat mempengaruhi hasil akhir pertandingan dan merampas peluang Indonesia untuk meraih kemenangan yang sangat penting dalam kualifikasi Piala Dunia 2026.
“Kami mengirimkan surat protes secara resmi kepada AFC, dan baru saja sekitar jam 12 siang ini, kami menerima balasan dari AFC. Intinya, AFC menyatakan bahwa protes kami tidak diterima, dan mereka meminta kami untuk melanjutkan masalah ini ke FIFA jika diperlukan,” ungkap Sumardji dalam wawancara tersebut.
Balasan AFC dan Respons FIFA
Sumardji juga menjelaskan bahwa PSSI sebenarnya sudah terlebih dahulu mengirimkan surat kepada FIFA mengenai masalah ini. Namun, FIFA memberikan jawaban yang cukup membingungkan.
Alih-alih memberikan keputusan, FIFA justru meminta PSSI untuk mengirimkan protes mereka kepada AFC, yang menjadi badan pengatur pertandingan di level Asia.
“Ini situasi yang aneh, karena FIFA meminta kami untuk mengirim surat ke AFC, sementara AFC menyatakan protes kami tidak diterima dan mengarahkan kami kembali ke FIFA. Pada akhirnya, tidak ada perubahan apa pun yang dapat kami harapkan dari hasil pertandingan tersebut,” ujar Sumardji.
Meskipun demikian, Sumardji menyadari bahwa hasil pertandingan maupun keputusan-keputusan yang diambil wasit tidak akan berubah meskipun protes diajukan.
Ia menegaskan bahwa Timnas Indonesia kini harus melupakan insiden tersebut dan fokus pada pertandingan-pertandingan berikutnya.
Timnas Indonesia Fokus pada Laga Selanjutnya
Setelah hasil imbang yang mengecewakan melawan Bahrain, Timnas Indonesia harus segera bersiap menghadapi laga berikutnya. Pada Kamis 15 Oktober 2024 Indonesia dijadwalkan bertanding melawan China dalam matchday keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Pertandingan ini menjadi sangat krusial bagi Indonesia, mengingat setiap poin sangat penting dalam upaya mereka untuk lolos ke babak berikutnya.
“Kami harus segera move on dan fokus pada pertandingan berikutnya melawan China. Tidak ada yang bisa kami lakukan untuk mengubah hasil laga melawan Bahrain. Yang terpenting sekarang adalah menatap ke depan dan memastikan performa tim tetap maksimal dalam setiap pertandingan yang tersisa,” tegas Sumardji.
Dengan hasil imbang melawan Bahrain, posisi Indonesia di klasemen sementara Kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup C menjadi semakin sulit.
Meski peluang untuk lolos belum sepenuhnya tertutup, Timnas Indonesia harus bekerja lebih keras dalam laga-laga selanjutnya agar dapat memperbaiki posisi mereka di klasemen. Sayangnya, Indonesia justru kalah 1-2 dari China.
Pentingnya Mengatasi Ketidakadilan di Lapangan
Meskipun protes PSSI telah ditolak, insiden ini menyoroti tantangan yang sering dihadapi oleh tim-tim yang merasa dirugikan oleh keputusan wasit.
Keberpihakan wasit atau keputusan yang kontroversial kerap menjadi sumber frustrasi bagi tim yang tampil di lapangan.
Dalam kasus Indonesia melawan Bahrain, keputusan untuk memperpanjang waktu di luar batas yang telah ditetapkan oleh wasit Ahmed Al Kaf menjadi isu utama yang dipersoalkan PSSI.
Kejadian seperti ini menegaskan pentingnya adanya mekanisme yang lebih transparan dan adil dalam penanganan keputusan wasit, terutama di ajang internasional sekelas kualifikasi Piala Dunia.
Meskipun teknologi seperti VAR (Video Assistant Referee) telah diterapkan untuk membantu wasit dalam mengambil keputusan di lapangan, masih ada banyak aspek yang bisa diperbaiki, terutama dalam hal transparansi waktu tambahan dan interpretasi keputusan wasit.
Sebagai tim, Indonesia kini harus memusatkan energi mereka untuk memperbaiki performa di lapangan dan menghindari situasi serupa di masa depan. Kedisiplinan dan konsentrasi di menit-menit akhir pertandingan harus menjadi prioritas, terutama saat menghadapi tim-tim kuat di kualifikasi ini.
Walaupun protes PSSI ditolak oleh AFC, permasalahan ini menjadi pelajaran berharga bagi Timnas Indonesia.
Sumardji, selaku manajer tim, menegaskan pentingnya beralih fokus ke pertandingan-pertandingan berikutnya demi menjaga peluang di kualifikasi Piala Dunia 2026.
Kekalahan yang hampir berubah menjadi kemenangan melawan Bahrain tentunya mengecewakan, namun Indonesia harus tetap optimistis menghadapi tantangan selanjutnya.