Klub Australia Milik Pengusaha Indonesia yang Pernah Diperkuat STY, Cocok Buat Marselino Ferdinan?
- PSSI
Jakarta – Pemain muda Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan, belakangan santer bisa berlabuh ke Australia. Hal ini seiring dengan rekomendasi jurnalis asal Negeri Kangguru, @joeylynchy, di Twitter beberapa hari lalu.
Menariknya, di Australia ternyata ada klub yang dimiliki pengusaha Indonesia, Bakrie Group. Adapun klub yang dimaksud adalah Brisbane Roar. Tim ini juga faktanya pernah diperkuat pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, ketika masih aktif sebagai pemain profesional.
Shin bergabung dengan Brisbane Roar pada Maret 2005 silam. Di sana pula pria asal Korea Selatan itu menutup kariernya sebagai pesepakbola profesional pada Oktober tahun tersebut.
Brisbane Roar bisa menjadi pelabuhan yang menarik bagi Marselino untuk abroad. Terlebih, klub kasta tertinggi Liga Australia, A-League, itu juga pernah mencatatkan rekor mentereng.
Mereka tercatat berhasil menjadi tim yang tak terkalahkan terpanjang dalam 36 laga beruntun. Momen itu terjadi pada musim A-League 2010-2011 mulai dari 18 September 2010 hingga 26 November 2011 berdasarkan data yang tertera di English Wikipedia.
Di musim itu pula, Brisbane Roar mengukir gelar juara pertama mereka di A-League. Mereka juga sukses mengemas tiga gelar juara di A-League Championship pada 2011, 2012, dan 2014 serta dua gelar di A-League Premiership pada 2010-2011 dan 2013-2014.
Melihat rapor tersebut, Brisbane Roar tampaknya bisa menjadi opsi yang paling mungkin mendatangkan Marselino sementara ini jika benar terjadi. Namun @joeylynchy mengatakan ada salah satu persoalan yang bisa jadi hambatan kebanyakan klub Australia untuk mendatangkan eks penggawa Persebaya Surabaya itu.
Setiap klub yang ingin merekrut Marselino dikabarkan harus membayar biaya kompensasi pelatihan ke mantan kesebelasan sang pemain di Belgia, KMSK Deinze, sebesar 14 ribu US Dollar (Rp227 juta). Hal ini dikarenakan usia Marselino yang masih di bawah 23 tahun.
“Telah diberitahu oleh seseorang yang jauh lebih pintar dari saya bahwa akan ada pembayaran kompensasi pelatihan untuk mantan klubnya di Belgia karena dia berusia di bawah 23 tahun. Sekitar $14k USD (Rp227 juta). Sayangnya, ini merupakan hambatan bagi banyak klub A-Liga saat ini. Tapi kita bisa berharap,” tulisnya beberapa hari lalu.