BRI LIga 1, Menyambung Nyawa Melalui Sepakbola
- BRI Liga 1
VIVA – Sepakbola dunia, termasuk Indonesia mengalami titik nadir saat COVID-19 menghantam pada 2019 hingga 2021. Keadaan ini membuat seluruh aspek di sepakbola merasa kesulitan.
27 Agustus 2021 menjadi titik balik bagi sepakbola Indonesia. Kompetisi yang mati suri hampir dua tahun kembali berdenyut bahkan lebih segar.
Turnamen kasta teratas sepakbola Indonesia ini mendapatkan sokongan dari sponsor utama yakni Bank BRI. Tujuan mulia diungkapkan Direktur Utama BRI Sunarso pada konferensi pers virtual Agustus 2021 lalu.
Tujuan BRI ingin memajukan industri sepakbola nasional terutama di tengah pandemi Covid-19. BRI ingin memberikan makna bagi masyarakat Indonesia dengan menghidupkan UMKM melalui sepakbola
"Sebagai BUMN kami akan terus menciptakan value, baik ekonomi value maupun social value pada seluruh masyarakat. Dengan menjadi title sponsor kami mewujudkan komitmen tersebut, BRI memberikan makna bagi masyarakat Indonesia," kata Sunarso, kala itu.
Kini, tak terasa BRI sudah memasuki musim ketiganya menjadi titel Liga 1. Dalam perjalananya, BRI LIga 1 memberikan dampak ekonomi positif bagi stakeholder utama untuk menghidupkan mata rantai ekonomi kerakyatan dan meningkatkan pendapatan pelaku UMKM.
Dari segi pemain, pelatih, mereka mendapatkan gaji dari klub seiring dengan bergulirnya kompetisi. Kemudian masyarakat kembali bisa mencari cuan dengan berjualan berbagai jenis pernak pernik klub, hingga makanan saat pertandingan berlangsung.
Dan faktanya memang demikian. Menurut survei dari LPEM Universitas Indonesia tahun 2020, perputaran ekonomi dari kompetisi Liga 1 diproyeksikan dapat menciptakan perputaran uang antara Rp2,7 hingga Rp3 triliun dalam satu tahun.
Namun berdasarkan hasil riset terbaru yang dilakukan oleh BRI Research Institute pada Juni 2023 lalu, penyelenggaraan BRI Liga 1 berpotensi menciptakan perputaran uang (output ekonomi) yang lebih besar bagi perekonomian Indonesia, yakni mencapai sekitar Rp 9 Triliun.
“Dari perputaran uang tersebut, dapat tercipta nilai tambah ekonomi (PDB) sebesar Rp4,8 triliun, tambahan pendapatan rumah tangga pekerja sebesar Rp1,8 triliun, potensi pendapatan pajak tidak langsung bagi pemerintah sebesar Rp721 miliar, serta penciptaan kesempatan kerja sekitar 44 ribu,” kata Direktur Utama BRI Sunarso," awal Juli tahun lalu.
"Penyelenggaraan BRI Liga 1 memberikan dampak yang sangat berarti bagi para pelaku UMKM serta stakeholder lain yang terkait, karena dengan berjalannya kompetisi tersebut akan meningkatkan pendapatan dan menghidupkan mata rantai ekonomi kerakyatan,” ujar Sunarso.
BRI Liga 1 Terobosan PSSI Perbaiki Kualitas Industri Sepakbola
Sementara itu. Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan pihaknya telah melakukan sejumlah terobosan untuk meningkatkan kualitas kompetisi ke depannya. Salah satu aspek yang menjadi fokus adalah terkait aspek bisnis.
"PSSI kadang dianggap kok bisnis sekali? Tapi kualitas sepak bola di sebuah negara akan maju kalau ada darahnya yakni komersialisasi itu sendiri. Kami sudah lakukan bencmarking ke Jepang. Kami juga melakukan benchmarking ke Jerman. Ketika punya pendanaan yang sangat kuat, kualitasnya juga naik," kata Erick
Kemudian, Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Ferry Paulus pernah menyatakan Liga 1 2023/2024 akan sangat bombastis karena juara bakal mendapat hadiah Rp5 miliar.Hadiah juara Liga 1 2023/2024 bakal menjadi milik klub yang menjuarai Championship Series atau pemenang play off dari empat tim peringkat tertinggi klasemen akhir.
"Hadiah untuk Championship Series Rp 5 miliar. Kalau Reguler Series saya rasa sudah sangat bombastis karena ada fixed contribution yang lebih besar dibandingkan musim lalu dan membuat aspek positif hadiah bagi klub," kata Ferry.