Majelis Hakim Vonis 8 Pendemo Kantor Arema FC 9 Bulan Penjara
- VIVA/Uki Rama
Malang – 8 tahanan pendemo kantor Arema FC divonis hukuman 9 bulan penjara oleh Majelis Hakim Hakim, Arief Karyadi. Vonis dibacakan dalam sidang yang digelar di ruang sidang Cakra, Pengadilan Negeri Malang pada Rabu, 11 Oktober 2023.
8 tahanan itu adalah, Fanda Harianto alias Ambon Fanda (34 tahun), Muhammad Fery alias Fery Dampit (37 tahun), Adam Rizky (24 tahun), Muhammad Fauzi (24 tahun), Nauval Maulana (21 tahun), Aryon Cahya (29 tahun), Andika Bagus Setiawan (29 tahun), dan Kholid Aulia (22 tahun).
Sidang sendiri digelar secara online. 8 tahanan tidak dihadirkan dan mengikuti sidang dari tahanan Polresta Malang Kota. Sementara puluhan massa Arek Malang mengepung Kantor Pengadilan Negeri Malang dengan tuntutan bebaskan 8 tahanan pendemo Kantor Arema FC.
"Karena telah terbukti secara sah dan meyakinkan. Sebanyak delapan terdakwa dijatuhkan pidana penjara 9 bulan," kata Arief Karyadi.
Dalam vonis ini Ambon Fanda dinyatakan bersalah dan melanggar pasal 160 KUHP tentang penghasutan. Sementara 7 tahanan lainnya dinyatakan bersalah melanggar pasal 170 KUHP tentang pengerusakan pengeroyokan yang mengakibatkan luka-luka.
Dengan vonis ini 8 tahanan hanya menunggu 15 hari untuk bisa keluar menghirup udara bebas. Sebab, 8 tahanan ini telah ditahan polisi sejak 8 bulan 15 hari.
Sementara itu, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Muhammad Heriyanto menuturkan, ada waktu tujuh hari untuk menyatakan sikap. Menurutnya, hal yang memberatkan para terdakwa, yakni merugikan manajemen Arema FC. Sedangkan, untuk yang meringankan hukuman, dianggap kooperatif dan perbuatannya telah dimaafkan oleh korban.
"Sikapnya pikir-pikir. Kami laporkan ke pimpinan dulu. Hal yang meringankan bersikap kooperatif," ujar Heriyanto.
8 tahanan ini sebelumnya melakukan demo di Kantor Arema FC pada Januari 2023 lalu. Mereka ditahan oleh polisi dan menjalani serangkaian proses peradilan karena dilaporkan oleh manajemen Arema FC.
Penyebabnya demo di Kantor Arema FC berujung anarkis. Massa yang terprovokasi merusak Kantor Arema FC pada 29 Januari 2023 lalu.
Demo di Kantor Arema FC dilakukan karena massa merasa klub tidak memiliki empati atas Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 jiwa dan 600 orang mengalami luka-luka. Mereka menuntut klub untuk ikut dalam memperjuangkan keadilan bagi korban.
Sialnya, saat itu massa dan penjaga Kantor Arema FC saling terprovokasi hingga akhirnya terlibat bentrok dan pengerusakan di Kantor Arema FC.