Bali United Naikkan Harga Tiket, Suporter Memilih Boikot
- ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
VIVA Bola – Manajemen Bali United memutuskan untuk menaikkan harga tiket pertandingan Liga 1 2023/2024 yang digelar di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar. Keputusan ini berdasar pertimbangan dan hasil diskusi manajemen dengan perwakilan suporter.
Chief Executive Officer (CEO) Bali United, Yabes Tanuri memberi penjelasan mengenai alasan kenaikan harga tiket. Yang utama adalah penurunan kapasitas stadion setelah dilakukan renovasi.
"Perlu kami sampaikan bila musim ini harga tiket pertandingan akan mengalami kenaikan harga. Hal ini atas pertimbangan dari jumlah kapasitas stadion yang berkurang dengan adanya single seat dan untuk tetap bisa menjaga kenyamanan fasilitas Stadion Dipta yang sudah standar Internasional," kata Yabes, dikutip dari laman resmi klub.
Rincian harga tiket sudah dirilis pula oleh manajemen Bali United. Untuk kategori reguler, dari sebelumnya Rp60 ribu, naik menjadi Rp100 ribu. Sementara kategori VIP naik ke harga Rp400 ribu.
Salah satu kelompok suporter Bali United, Northside Boys 12 menyuarakan sikap penolakan atas kebijakan manajemen tersebut. Mereka mengambil sikap takkan hadir di tribun utara Stadion Kapten I Wayan Dipta.
Mereka merasa alasan di balik kenaikan harga tiket yang disampaikan manajemen tidak jelas. Gagasan terkait kenyamanan fasilitas yang sudah standar internasional jadi catatan mereka. Dan semestinya kenaikan dilakukan secara bertahap.
"Sikap ini kami ambil setelah mendapatkan kabar kenaikan harga tiket yang dilakukan oleh Bali United FC. Kami merasa kenaikan yang melonjak ini terkesan berlebihan. Kami merasa pemaparan untuk tiket Rp100 ribu tidak jelas, apa yang mendasari hal tersebut dilakukan," demikian dikutip dari akun Twitter Northside Boys 12.
"Di pertemuan yang dilakukan pun, manajemen bukan melakukan koordinasi terkait perencanaan naiknya harga tiket dengan alasan yang masuk akal dengan kondisi tim sekarang."
Atas keputusan tersebut, Northside Boys 12 berkesimpulan tidak ada keinginan dari manajemen untuk bersinergi dengan suporter. Alhasil mereka mengambil sikap untuk boikot.