Menggugat Kejujuran PSSI Terkait Fakta Batalnya Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Logo PSSI
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA Bola – Batalnya Indonesia menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 menjadi catatan duka bagi seluruh rakyat Indonesia. Keributan ini telah melahirkan prasangka dan tuduhan-tuduhan tidak pantas, karena orang-orang sibuk mencari kambing hitam. 

Padahal sejak awal, ada hanyak faktor yang membuat Indonesia, khususnya PSSI tidak cukup siap menggelar Piala Dunia. Tapi hal ini tidak dinyatakan dengan gamblang sejak awal ke publik.

Banyak orang, termasuk Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) akhirnya ikut berharap terlalu tinggi. Kemudian begitu banyak tanda tanya yang muncul setelah tidak adanya Surat Pembatalan dari FIFA, yang akhirnya memunculkan berbagai spekulasi, di antaranya, bahwa sebenarnya Indonesia sendiri, dalam hal ini PSSI yang megundurkan diri dari menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20. Bukan FIFA yang membatalkan posisi Indonesia sebagai Tuan Rumah.

Piala Dunia U-20.

Photo :
  • Kemenpora.

PSTI meminta kejujuran PSSI, dalam hal ini Ketua Umumnya  Erick Thohir, terkait batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. PSTI menilai ada yang ditutup-tutupi oleh PSSI dari alasan FIFA yang sebenarnya hingga mencoret Indonesia.

"Dalam halaman resmi FIFA dinyatakan bahwa batalnya pagelaran Piala Dunia U-20 di Indonesia disebabkan keadaan saat ini, yang tidak secara eksplisit mengatakan hal itu karena penolakan terhadap Timnas Israel. Kemudian muncul dugaan, hal itu sebenarnya malah dikarenakan transformasi sepak bola yang tidak berjalan baik pasca Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari 130 orang dan proses hukum yang jauh dari rasa keadilan? Atau terkait dengan ketidaksiapan PSSI dengan event ini? Semua menjadi tanda tanya," ujar Ketua PSTI, Ignatius Indro, Sabtu 1 April 2023.

Perhelatan Piala Dunia U-20 itu sebenarnya tidak akan sanggup dilaksanakan oleh Indonesia sejak awal. Tapi masih ada yang berupaya melakukan lobi, terutama PSSI. Beberapa hal mendasar sudah jelas tidak bisa disiapkan oleh Indonesia selaku penyelenggara. Anehnya, ketidak-siapan itu malah ditutupi dengan berbagai manuver politik oleh struktur PSSI. 

"Kalau lita lihat, Indonesia sebenarnya tidak siap untuk menjadi tuan rumah. Karena untuk menggelar acara itu memerlukan stadion yang memadai. Dari beberapa stadion yang telah disiapkan, hanya 4 stadion yang dinyatakan layak. Perbaikan yang dilakukan membutuhkan waktu lebih lama. Oleh sebab itu Indonesia secara logis tidak akan siap. Faktor keamanan menjadi isu utama, apalagi ketika kemudian kehadiran Israel memancing amarah sekelompok orang," ucapnya.

Belum berjalannya transformasi sepakbola Indonesia menurut PSTI ditunjukkan dengan ketidaksiapan venue dan juga dengan masih banyaknya kejadian-kejadian negatif di sepakbola Indonesia.

"Kita bisa lihat kejadian seperti di Semarang, di mana PSIS tidak boleh menghadirkan suporter ke dalam stadion dan terjadi kericuhan. Belum lagi kasus penyerangan kepada timnas Thailand, sehingga ini menunjukan PSSI tidak punya kemampuan memanajemen suporter. Tidak punya program yang jelas untuk memanusiakan dan mengedukasi suporter," tambah Indro.

Ketidakjujuran ini menurut Indro, menyebabkan Indonesia akan semakin sulit melakulan transformasi sepak bola dan hanya menyebabkan kegaduhan yang semakin membesar.

"Ketidakterbukaan PSSI atas alasan FIFA yang sebenarnya, atas fakta yang sebenarnya, membuat transformasi sulit dilakukan. Karena kalau realitanya memang kita tidak siap, ketidaksiapan itu yang harus menjadi bahan untuk diperbaiki bersama. Maka Erick Thohir harus jujur sehingga isu tentang Piala Dunia U20 ini tidak menjadi bola liar dan berujung saling menyalahkan," tutup Indro.