Benarkah Iwan Bule Dizalimi Jadi Ketum PSSI?

Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, Iwan Bule
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Bola – Pengamat sepakbola, Rayana Djakasurya menyebut Ketua Umum Mochamad Iriawan dizalimi. Dia menilai, pria akrab disapa Iwan Bule sudah bekerja bagus

Rayana menjelaskan, sejak terpilih sebagai Ketum PSSI, Iwan Bule telah menorehkan prestasi. Di antaranya, Timnas Indonesia lolos ke Piala Asia 2023.

Kemudian Tim Indonesia U-20 ke Piala Asia U-20 2023, tim U-16 juara Piala AFF yang digelar di Yogyakarta, Timnas putri Indonesia berlaga di Piala Asia 2022.

Oleh karena itu, ia tak habis pikir ada pihak yang mengaitkan Iwan Bule terhadap tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada awal Oktober lalu.

"Data berbicara bahwa di eranya Iwan Bule memimpin PSSI sejak dia menjabat pada awal November 2019 lalu, kemudian dipotong oleh kevakuman persepakbolaan Indonesia karena adanya pandemi Covid-19, praktis dia bekerja dalam waktu yang sangat singkat, namun dia mampu mempersembahkan sederet prestasi bagi persepakbolaan Indonesia," kata Rayana.

"Itu sebuah prestasi yang diakui oleh dunia, yakni FIFA, melalui sosok Mochamad Iriawan ketika memimpin PSSI, dirinya mampu merealisasikan perubahan grafik yang signifikan dan nyata bagi persepakbolaan Indonesia, tidak dibuat-buat, tidak menyogok orang FIFA, sekali lagi saya bilang ini prestasi dan semua masyarakat sepakbola Indonesia turut menikmati itu," sambungnya.

Selain itu, Rayana menyebutkan prestasi Tim Indonesia U-16 juara Piala AFF U-16 pada Agustus lalu. 

Di sektor putri, Timnas Indonesia kembali berlaga di putaran final Piala Asia 2022 setelah terakhir kalinya main di putaran final AFC Women's pada tahun 1989 lalu. 

"Bahkan menurut catatan yang saya lihat di website FIFA, sebelum Iwan Bule menjabat sebagai Ketua Umum PSSI pada 2019 lalu, Indonesia berada di posisi 173."

"Tapi sejak Oktober 2022 lalu Indonesia berada di urutan ke-152. Artinya, secara total peringkat Indonesia di FIFA naik 21 tingkat saat Mochamad Iriawan memegang komando PSSI."

"Itu sebuah prestasi yang diakui oleh dunia, yakni FIFA, melalui sosok Mochamad Iriawan ketika memimpin PSSI, dirinya mampu merealisasikan perubahan grafik yang signifikan dan nyata bagi persepakbolaan Indonesia. Tidak dibuat-buat, tidak menyogok orang FIFA, sekali lagi saya bilang ini prestasi dan semua masyarakat sepak bola Indonesia turut menikmati itu," ucapnya.

Dirinya juga menyebutkan jika ketum PSSI saat ini dipilih melalui mekanisme Kongres Luar Biasa dan dipilih oleh para pemegang hak suara yang sah, artinya melalui perjalanan hukum yang FIFA pun mengakui sosok Mochamad Iriawan. 


Terkait KLB yang akan berlangsung pada tahun 2023 nanti, Rayana mengatakan harus ikuti aturan mainnya.

"Polemik yang terjadi terhadap persepakbolaan Indonesia saat ini, khususnya terkait PSSI dengan adanya like and dislike itu di luar aturan main. Mengganti pimpinan PSSI melalui KLB yang sudah ada aturannya. Janganlah sepak bola kita didasari dengan kebencian, sehingga terciptanya drama-drama yang diluar aturan main dan jangan ini dijadikan kendaraan politik," ujarnya.

"Sejauh ini tidak ada yang dijalankan oleh organisasi PSSI buruk. Kebijakan-kebijakannya jalan, apalagi terjalinnya sinergi dengan pihak-pihak lain seperti para sponsor dan pemerintah. Itu hal konkret yang telah dilakukan oleh PSSI rezim Iwan Bule ini," ungkapnya.

Menurut Rayana Djakasurya, 'menyingkirkan' Iwan Bule dari kursi ketum PSSI bukan jalan keluar terbaik bagi persepakbolaan Indonesia. Alangkah baiknya jika menunggu dan bersabar periode kepemimpinannya berakhir untuk mengadakan KLB.