Aremania Menolak Pembongkaran Stadion Kanjuruhan dan Hasil Autopsi

Coretan saudaraku dibunuh di salah satu pintu masuk Stadion Kanjuruhan rusak
Sumber :
  • AP Photo/Achmad Ibrahim

VIVA Bola –  Aremania menolak pembongkaran Stadion Kanjuruhan, Malang sebelum Tragedi di tempat itu diusut tuntas dengan seadil-adilnya. Aremania memandang tragedi yang membuat 135 nyawa meninggal dunia itu penanganan kasus hukumnya masih jalan di tempat. 

Sebelumnya beredar kabar di kalangan Aremania sejumlah pekerja bangunan mulai merobohkan pagar Tribun 13 Stadion Kanjuruhan beberapa waktu lalu. Hal ini memicu reaksi Aremania. Pembongkaran itu pun akhirnya dihentikan. 

"Kami Aremania dan Aremanita tidak menyetujui pembongkaran stadion Kanjuruhan, karena itu merupakan tempat TKP. Jadi jangan dihilangkan dulu," kata Aremania asal Oro-Orodowo Kota Malang Muhammad Isrok, Minggu, 4 Desember 2022. 

Bawa Keranda Mayat, Aremania Demo Tuntut Keadilan Korban Tragedi Kanjuruhan

Photo :
  • VIVA / Lucky Aditya Ramadhan (Malang)

Aremania juga menolak hasil autopsi Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Jawa Timur yang dipimpin oleh Nabil Bahasuan. Hasil autopsi menyebutkan tidak ada kandungan gas air mata di jenazah Natasya Debi Ramadani (16 tahun) dan Naila Debi Anggraini (13 tahun)  

Saat itu autopsi dilakukan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Pathuk, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, pada, Sabtu 5 November 2022 lalu keluarga dilarang mendampingi atau berada di area autopsi.

Atas hasil autopsi ini Aremania berjanji akan terus berada di belakang Devi Athok Yulfitri yang merupakan ayah dari dua mendiang korban Tragedi Kanjuruhan. Aremania juga menegaskan mereka mendukung proses autopsi ulang seperti keinginan Devi Athok. 

"Kita menolak juga hasil autopsi dari anak Sam Devi Athok. Laksanakan autopsi ulang. Penyebabnya ini gas air mata. Tangkap penembak gas air mata, tegakkan hukum seadil-adilnya," tuturnya.