Kongres Luar Biasa PSSI Bisa Rancang Permusuhan

Presiden FIFA, Gianni Infantino dan Ketum PSSI Mochamad Iriawan
Sumber :
  • VIVA / Robbi Yanto

VIVA Bola – Buntut tragedi Kanjuruhan, PSSI diminta untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) untuk menghasilkan kepemimpinan dan kepengurusan yang berintegritas.

Permintaan itu berasal dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang tertuang dalam rekomendasi hasil investigasi tragedi Kanjuruhan.

Dalam laporannya, TGIPF menyimpulkan dan merekomendasikan beberapa hal. 

Salah satunya adalah meminta Ketua Umum PSSI dan seluruh jajaran Komite Eksekutif mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban moral.

Kemudian, untuk menjaga keberlangsungan kepengurusan PSSI dan menyelamatkan persepakbolaan nasional, pemangku kepentingan PSSI diminta untuk melakukan percepatan KLB.

Semenjak rekomendari TGIPF itu dikeluarkan, pada 14 Oktober 2022, Ketua Umum PSSI, belum memberikan tanggapan.

Sementara beberapa Exco menyatakan bahwa pemerintah tidak bisa ikut campur, karena yang memiliki hak untuk meminta digelarnya KLB adalah anggota PSSI

Sementara itu, salah satu perwakilan klub yakni Presiden Madura United tak setuju PSSI menggelar Kongres Luar Biasa (KLB). 

Menurutnya, hal itu bukan solusi yang tepat untuk memperbaiki kekisruhan sepakbola di Indonesia saat ini.

Achsanul berpandangan jika KLB bisa menimbulkan perseturuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, KLB kurang baik jika digelar dalam waktu dekat.

"Saya sebagai penggemar sepak bola tidak setuju KLB, karena akan merancang permusuhan dan ini tidak baik bagi sesama penggemar sepak bola," kata Achsanul kepada wartawan.

Achsanul juga menyebut, PSSI memiliki hak untuk memilih merombak struktur organisasinya atau tidak. Semua pihak harus menghormati apapun keputusan yang diambil mereka.

"Jika imbauan mundur tak bisa dilakukan (karena dianggap tidak bertanggung jawab), ya sudah, lanjut saja. Menurut saya, sikap pengurus PSSI itu harus kita hormati, karena itu adalah pilihan," ujar Achsanul.