11 Jam Diperiksa Kasus Tragedi Kanjuruhan, Dirut PT LIB Dicecar 97 Pertanyaan
- VIVA / Nur Faishal (Surabaya)
VIVA Bola – Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) Akhmad Hadian Lukita sudah menjalani pemeriksaan dalam kasus Tragedi Kanjuruhan di Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur di Surabaya pada Rabu kemarin, 12 Oktober 2022. Diperiksa selama 11 jam dari siang hingga malam, sebanyak 97 pertanyaan dicecarkan penyidik terhadap tersangka kasus tersebut.
“Pada malam ini kita akan sampaikan update terkait penyidikan tragedi Kanjuruhan. Bahwa tadi penyidik sudah memeriksa Dirut PT LIB AHL dari mulai pukul 10.30 WIB sampai pukul 21.30 WIB. Tadi penyidik sudah melakukan pemeriksaan dengan mengajukan sekitar 97 pertanyaan,” kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto pada Rabu malam dikutip VIVA pada Kamis, 13 Oktober 2022.
Selain Hadian, pemeriksaan juga dilakukan terhadap tiga anggota Polri yang juga ditetapkan tersangka. Mereka ialah Kabag Ops Polresta Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, Kasat Samapta Polresta Malang AKP Bambang Shidiq Achmadi, dan Danki Sat Brimob Polda Jatim AKP Hasdarman.
“Tadi juga sudah dilakukan pemeriksaan terhadap 12 orang saksi, di antaranya adalah [10] anggota Polri dan dua orang lainnya yaitu ET Ketua Komisi Disiplin PSSI, kemudian EGS, ini merupakan pemegang hak siar Liga 1,” ujar Dirmanto.
Sementara itu, kuasa hukum Hadian Lukita, Mustofa Abidin, mengatakan bahwa kliennya dicecar pertanyaan seputar tugas LIB di Liga 1. Kliennya masih akan diperiksa lagi oleh penyidik beberapa hari ke depan. “Secara formal terkait dengan tugas kewenangan direksi PT LIB, hubungan PT LIB dengan PSSI, hubungan PT LIB dengan broadcast,” tandasnya.
Seperti diketahui, Tragedi Kanjuruhan berawal dari kekalahan yang diterima Arema F dari Persebaya Surabaya dalam laga kandang Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022. Setelah pertandingan selesai, banyak suporter Arema FC turun ke lapangan, diduga meluapkan kekesalahan atas kekalahan tim jagoan mereka.
Petugas keamanan dari Polri dan TNI pun berupaya mengadang Aremania dan mengendalikan situasi. Entah bagaimana, petugas kemudian menembakkan gas air mata, termasuk ke tribun yang dipenuhi ribuan penonton yang tak ikut turun ke lapangan. Sontak para suporter berebutan keluar namun pintu stadion belum terbuka. Akhirnya mereka terjebak, banyak yang lemas, pingsan, dan terinjak-injak.
Berdasarkan data terbaru, total korban dalam peristiwa itu sebanyak 678 orang. Rinciannya, 132 orang meninggal dunia dan 573 orang luka-luka.