Terpaan Kritik kepada PSSI, Iwan Bule Ogah Fokusnya Terganggu
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan memilih untuk tetap fokus kepada rencana kerjanya dalam mengembangkan sepakbola Indonesia ketimbang merasa terganggu dengan terpaan kritik dan juga hujatan dari masyarakat, terutama di media sosial. Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu kerap jadi sorotan ketika muncul sebuah isu dalam sepakbola nasional.
Menurut Iriawan, segala bentuk kritik yang datang, bahkan hujatan sekali pun, tak membuatnya gerah. Indonesia menganut sistem demokrasi, dan itu membuat semua orang bisa bebas menyampaikan pendapatnya. Sebagai orang nomor satu di PSSI, justru dia yang merasa harus menyesuaikan dengan situasi.
"Alamnya demokrasi sekarang ya, setiap orang punya pemikirannya sendiri. Setiap orang bisa mengeluarkan berita sendiri. Kita menyesuaikan. Yang terpenting, pasti ada masukan dan kritikan, itu yang harus kita terima," kata Iriawan saat berbicara di acara The Interview VIVA.co.id.
"Bagian yang tidak pas ya sudah tidak usah dilihat, tapi kritikan dan masukan yang pas untuk perbaikan, pasti saya saring itu. Jadi jangankan saya yang kroco ini, pimpinan negara saja dihujat. Apalagi cuma saya, hanya pengurus sepakbola saja," imbuhnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, menjadi Ketum PSSI ibaratnya harus siap menjadi 'public enemy'. Ketika prestasi Timnas Indonesia merosot atau ada insiden di kompetisi, pasti yang akan jadi sorotan adalah orang nomor satu di federasi. "Benar saja pasti dihujat, apalagi salah," tutur Iriawan seraya tertawa.
Karena itulah, bagi Iriawan saat ini yang harus dijadikan fokus adalah terus bekerja dan memajukan sepakbola Indonesia. Hal tersebut tidak bisa dilakukan oleh PSSI sendirian. Sinergi dengan Pemerintah menurut mantan Kapolda Jawa Barat itu sangat diperlukan.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali kerap terlihat harmonis dengan Iriawan. Keduanya saling memberi dukungan dan bantuannya. Yang paling mencolok adalah bantuan pendanaan untuk memberangkatkan Indonesia U-19 menjalani pemusatan latihan ke luar negeri.
Amali juga menjadi orang pertama yang melakukan lobi kepada pihak terkait agar izin kepada PSSI untuk menggulirkan kompetisi musim 2021/2022 keluar. Ketika itu, PSSI selalu terbentur dengan aturan protokol kesehatan pandemi COVID-19.
Setelah mati suri setahun delapan bulan, akhirnya sepakbola Indonesia kembali hadir. Musim 2021/2022 telah berlalu, dan di musim baru keseruan kembali tersaji. Pekerjaan rumah PSSI masih terus berlanjut, termasuk mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
"Yang pertama memang itu salah satu visi dan misi saya saat mau maju Kongres. Saya ingin bekerja sama dengan pemerintah di semua sektor. Itu banyak, seperti keamanan dan lain sebagainya," tuturnya.
"Saya berpikir bagaimana sepakbola ini mau maju sementara antara pengurus sepakbola dan Menpora tidak sinkron. Menurut saya kasihan ke bawahnya. Saya lakukan itu untuk sepakbola," tambah Iriawan.