Kursi Ketua Umum PSSI Jangan Dijadikan Kendaraan Politik

Logo PSSI
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA Bola – Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan beberapa waktu lalu jadi sorotan. Sebab ada artikel yang mengklaim keberhasilan Timnas Indonesia mengalahkan Yordania di Kualifikasi Piala Asia 2023 karena kepemimpinannya.

Artikel tersebut ditayangkan melalui laman resmi federasi. Ketika publik menyuarakan protes di media sosial, pria yang akrab disapa Iwan Bule itu mengaku jika penayangan atas inisiatif staf media PSSI.

Sampai saat ini artikelnya masih terpampang di laman resmi federasi. Tak sedikit publik yang menganggap Iriawan memiliki maksud pribadi dengan menglorifikasi kepemimpinannya di PSSI.

Publik memiliki tendensi negatif terhadap Iwan Bule bukannya tanpa alasan. Sebab pada Mei 2022, dia sempat hadir dalam pertemuan di Bandung.

Pertemuan yang digagas oleh KIBBAR (Kang Iwan Bule Untuk Jabar) mendorongnya untuk maju sebagai calon Gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2024 mendatang. 

"Harus dipisahkan sepakbola dengan politik. Sepakbola yang mempersatukan dunia. Jangan kemudian organisasi PSSI digunakan untuk kepentingan politik praktis seperti Pilkada," kata pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio ketika dihubungi VIVA.

Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan

Photo :
  • PSSI

Kursi Ketua Umum PSSI dijadikan kendaraan politik sudah pernah terjadi ketika Edy Rahmayadi maju sebagai calon Gubernur Sumatera Utara pada Pilkada 2018. Ketika itu dia bahkan sempat cuti dari PSSI untuk fokus berkampanye.

Edy memilih cuti ketika Timnas Indonesia U-23 sedang mempersiapkan diri bermain di SEA Games 2018 Jakarta-Palembang. Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat banyak menuai kritik.

Meski banyak mendapat kritik, pada akhirnya Edy memenangkan Pilkada Gubernur Sumatera Utara. Tak heran jika kemudian ada politikus yang tertarik menduduki kursi Ketua Umum PSSI dan menjadikannya sebagai kendaraan politik.

"PSSI ini kan induk olahraga yang peminatnya terbesar di Indonesia. Mereka melihat bukan sisi prestasi, tapi juga konstituen politiknya. Ini memprihatinkan, karena FIFA juga melarang ada campur aduk politik. Kalau begini kan para politisi itu pada susah dikasih tahu," tutur Hendri.

Menpora Percaya Iwan Bule

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali memiliki pandangan berbeda terkait hal ini. Dia meyakini Iwan Bule pasti akan tetap berkomitmen dengan tugasnya sebagai Ketua Umum PSSI.

Skuad Timnas Indonesia U-19 bersama Menpora Zainudin Amali.

Photo :
  • VIVA/Zulfikar Husein

"Iwan Bule sebagai pribadi dan sebagai Ketua Umum PSSI. Itu tidak jadi masalah bagi saya sih. Kan Pak Iwan Bule tetap serius dan konsen menjalankan tugas sebagai Ketua Umum. Itu tidak akan terganggu," kata Amali saat ditemui di Kantor Kemenpora, Senin 27 Juni 2022.

Terkait dengan kemungkinan fokus Iwan Bule terpecah dengan kegiatan politik, atau bahkan memilih cuti seperti Edy juga ditampik oleh Amali. Sebab, masa jabatan Iwan Bule sebagai Ketua Umum PSSI sampai 2023, sedangkan Pilkada setahun setelahnya.

"Saya percaya Pak Iwan tetap pegang teguh amanah sebagai Ketua Umum. Apalagi Pilkada kan masih jauh, 2024. Pak Iwan Bule habisnya (masa jabatan) 2023," tutur Amali.

Dikatakan Amali, selama ini PSSI kepemimpinan Iwan Bule telah berjalan dengan baik. Keputusan di PSSI diambil secara kolektif, di mana terdapat Komite Eksekutif, Sekretaris Jenderal, dan Wakil Ketua Umum.

Para pemangku jabatan di PSSI bisa menjalankan tugasnya dengan baik, dan Iwan Bule bekerja sesuai dengan amanah Konges PSSI.

"Selama ini PSSI oke, tidak ada masalah. Pak Iwan Bule dalam treknya. Pak Iwan Bule melaksanakan amanah kongres, dia tetap melaksanakan sesuai yang diinginkan."

Amali tak mau ambil pusing terkait dengan riuh di media sosial yang mengkritik Iwan Bule. "Di kita apa sih yang tidak ramai? Semua diramaikan."

Pada akhirnya kontrol masyarakat dibutuhkan guna mencegah para politikus menjadikan PSSI sebagai kendaraan politik. Kritik harus tetap dilakukan agar mereka yang berniat melakukannya berpikir dua kali.

"Yang bisa kita lakukan adalah anasir-anasir politik tidak menggunakan kesempatan Ketua Umum PSSI sebagai lahan politik. Kan PSSI ini bukan Partai Sepakbola Seluruh Indonesia," tegas Hendri.