Pengakuan Mengejutkan Runner Pengaturan Skor Perserang Vs RANS Cilegon
- ligaindonesiabaru
VIVA – Sebuah pengakuan mengejutkan diungkap perantara (runner) pengaturan skor pertandingan Liga 2 2021, antara Perserang Serang versus RANS Cilegon FC. Dia menyebut, sejumlah pemain Perserang sendiri yang meminta dicarikan bandar judi.
Kasus pengaturan skor kembali mencoreng sepakbola Indonesia. Tak ada jeranya, dosa yang sama selalu datang setiap musim.
Terhentinya sepakbola Indonesia karena pandemi COVID-19 selama 1,5 tahun tampaknya tak membuat sejumlah pelakunya sadar.
Parahnya kali ini, para pemain sendiri yang mengajukan diri untuk terlibat dalam praktik haram tersebut.
Hal itu diungkap oleh runner pengaturan skor laga Perserang kontra RANS dalam acara gelar wicara di salah satu televisi swasta nasional Rabu 3 November 2021.
Dalam pengakuannya, sang runner yang dinamai Mister X mengatakan, teman sesama runner menghubunginya bahwa ada tujuh sampai delapan pemain minta dicarikan bandar judi untuk pertandingan melawan RANS.
"Sebelumnya dua hari sebelum pertandingan Rans vs Perserang beberapa kawan menawarkan pada kita tujuh hingga delapan pemain untuk dicarikan seorang bandar," kata Mister X.
"Ada seorang bandar yang saya datangkan tapi beliau tidak bisa datang, jadi lewat video call, orang dari negeri seberang. Beberapa pemain ingin bekerja untuk mendapat keuntungan. Mereka siap untuk kalah dengan skor 2-3 gol," sambungnya.
Mister X menyebut, para pemain tersebut hanya meminta uang sebesar Rp150 juta untuk laga itu. Namun pada akhirnya pengaturan skor itu gagal lantaran kode datang 30 menit sebelum pertandingan.
"Biasanya satu hari sebelum pertandingan kita bertemu untuk mengatur strategi. Jadi nanti kodenya gimana yang harus dilakukan pemain seperti apa, menit ke berapa, itu sudah harus disiapkan satu hari sebelum pertandingan," ucapnya.
"Tapi, pertandingan yang kami kondisikan anara Perserang dan RANS ini gagal karena kode terakhir datang terlambat, 30 menit sebelum pertandingan karena pemain sudah membawa handphone lagi," jelasnya.
PSSI Beri Sanksi
Di sisi lain, Komite Disiplin (Komdis) PSSI telah menjatuhkan hukuman larangan bermain kepada pemain-pemain yang terlibat kasus tersebut.
Mereka adalah Eka Dwi Susanto, Fandy Edy, Ade Ivan Hafilah, Ivan Juliyandhi dan Aray Suhendri. Adapun Eka Dwi menjadi pemain yang mendapatkan sanksi paling berat.
Dia mendapatkan sanksi 60 bulan larangan beraktivitas, denda sebesar 30 juta, dan 60 bulan larangan masuk area stadion.