Terungkap, Ada Duit Haram Rp400 Juta di Laga Perserang VS RANS Cilegon

Perserang Serang
Sumber :
  • Perserang / Instagram

VIVA – Sepakbola Indonesia kembali dihantam isu tak sedap. Kasus pengaturan skor lagi-lagi menghancurkan euforia pelaku sepakbola yang sudah puasa 1,5 tahun akibat pandemi COVID-19.

Terkini ada kasus pengaturan skor klub Liga 2, Perserang Serang. Lima pemain pun sudah dijatuhi hukuman oleh Komite Disiplin PSSI.

Lima pemain tersebut adalah Eka Dwi Susanto, Fandy Edy, Ade Ivan Hafilah, Ivan Juliyandhi dan Aray Suhendri. 

Mereka terlibat dalam percobaan suap untuk mengatur skor pada laga Perserang vs RANS Cilegon FC yang dijanjikan oleh seseorang tidak dikenal melalui telepon.

Kasus ini pun diangkat dalam program gelar wicara di salah satu televisi swasta nasional Rabu 3 November 2021. Dalam acara tersebut juga dihadirkan perantara (runner) antara bandar dengan pemain-pemain itu.

Klub Liga 2, Perserang Serang

Photo :
  • ligaindonesiabaru

Dalam pengakuannya, sang runner yang dinamai Mister X mengatakan, memang benar pemain-pemain yang disanksi komdisi PSSI lah yang terlibat pengaturan skor.

Bahkan, mereka sendiri yang meminta dicarikan bandar judi jelang pertandingan Liga 2 2021 melawan Rans Cilegon.di Stadion Madya Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, 12 Oktober 2021.

“Sebelumnya dua hari sebelum pertandingan antara Perserang melawan RANS beberapa kawan menawarkan tujuh-delapan pemain minta dicarikan seorang bandar," kata Mister X.

"Di sini ada yang saya datangkan tapi dia tidak bisa datang, dan akhirnya lewat video call. Yaitu orang dari negeri seberang," sambungnya.

Lebih lanjut, Mister X mengatakan, para pemain tersebut meminta 150 juta. Sedangkan dia sebagai runner menerima bayaran Rp20 hingga 25 juta. Dan uang keseluruhan yang ada pada laga itu berjumlah Rp400 juta.

Meski demikian, Mister X mengatakan pengaturan skor pada laga Rans vs Perserang gagal. Pasalnya, kode kepada pemain datang 30 sebelum pertandingan. Sedangkan saat itu, para pemain sudah tidak mungkin lagi memegang telepon genggam.

"Kalau berhasil saya bisa dapat Rp20-25 juta. Pemain Rp150 juta dibagi delapan orang. Dan keseluruhannya Rp400 juta. Pertandingan yang kita kondisikan anara RANS dan Perserang ini gagal," ucapnya.

"Karena kode terakhir datang terlambat, 30 menit sebelum pertandingan karena pemain sudah membawa handphone lagi. Seharusnya satu hari sebelum perandingan, harus diatur, 3-4 jam sebelum laga harus diinstruksikan," ujar Mister X melanjutkan.

Pemain Melapor

Sementara itu, mantan pelatih Perserang Putut Wijanarko yang namanya juga terseret dalam kasus itu mengungkapkan bahwa dirinya baru tahu adanya pemain yang terlibat pengaturan skor dari pemain lainnya.

Mantan pelatih Perserang Serang, Putut Widjanarko.

Photo :
  • instagram.com/perserang.official/

"Kronologi sebelum lawan Badak Lampung FC, tanggal 22 Oktober 2020. Beberpa pemain datang ke tempat saya, bahwa ada lima pemain yang bakal tampil kurang sportif lawan Badak Lampung," ucapnya.

"Saya apresiasi pemain itu, mereka memberi tahu ada lima pemain yang kurang sportif. Saya tidak melapor karena yang pertama saya antisipasi agar tidak gaduh, tim bisa konsentrasi, kemudian antiipasi tidak memainkan lima pemain itu. Jadi biar kita tetap fokus agar bisa memberi poin karena persaingan di papan bawah sangat sengit," jelasnya.