Wawancara: Sisa Piala Menpora, Menguak Dapur Pembinaan Suporter PSSI
- VIVA/Dede Idrus
VIVA – Sepekan lebih Piala Menpora 2021 berakhir dan Persija Jakarta keluar sebagai juaranya. Macan Kemayoran berhasil mengalahkan Persib Bandung di partai final yang berlangsung dua leg.
Di leg pertama yang digelar di Stadion Stadion Maguwoharjo, Sleman, Kamis, 22 April 2021, Persija menang 2-0. Gol Persija dicetak Braif Fatari dan Taufik Hidayat.
Di Leg kedua, Persija menumbangkan Maung Bandung 2-1 lewat gol Osvaldo Haay dan Riko Simanjuntak.
Sedangkan gol semata wayang Persib diciptakan Ferdinand Sinaga. Dengan begitu, Persija pun memastikan diri sebagai juara dengan kemenangan agregat 4-1.
Piala Menpora 2021 berakhir dengan kisah yang tak diharapkan. Ada dua sisi baik dan mengecewakan. Sepanjang pertandingan pembuka hingga partai final, turnamen ini berjalan dengan aman dan lancar.
Ketakutan terkait akan adanya suporter yang hadir membuat klaster baru pandemi COVID-19, terbantahkan. Setidaknya sampai penyerahan Piala kepada pemenang dan para pemain terbaik.
Sepercik noda itu akhirnya mengotori suksesnya Piala Menpora. Jika di kota penyelenggara final, berlangsung lancar dan aman, berbeda kisah dengan kota kedua tim bermarkas.
Bandung bergelora. Kantor Persib di kawasan Sulanjana, Bandung, diserang massa yang diduga kuat Bobotoh. Aksi tidak terpuji tersebut terjadi sekitar pukul 23.00 WIB, Minggu 25 April 2021.
Penyerangan ini diduga kuat imbas dari kegagalan Maung Bandung merengkuh gelar juara Piala Menpora. Bukan cuma itu, aksi tak terpujui oknum suporter ini dirasakan langsung oleh kiper Persib Muhammad Aqil Savik.
Lewat unggahan Instastory, Aqil membagikan gambar sebuah foto mobil sedan hatchback berplat "B" (Jakarta). Dalam unggahan tersebut, mobil itu tampak mengalami kerusakan. Seluruh body nyaris dipenuhi coretan.
Tindak-tanduk oknum tak bertanggung jawab ini pun membuat kesal Aqil. Dia menyadai hasil di final membuat suporter kecewa, namun aksi anarkis sangat tidak dibenarkan.
Jika di bandung suasananya mencekam, di Jakarta suporter larut dalam pesta. Para suporter Persija tumpah ruah, melakukan konvoi di sekitar Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Senin dini hari WIB, 26 April 2021.
Padahal, sudah jelas, berkerumun dilarang, dan perayaan apapun tak dibenarkan.
Aksi ini pun langsung dibubarkan dan Polda Metro Jaya berhasil mengamankan sejumlah suporter.
Dengan adanya insiden ini, PSSI meminta maaf. Melalui Head of Dept Suporter Development and Fan Engagement PSSI, Budiman Dalimunthe mengatakan pihaknya terus berkomunikasi dengan pentolan suporter tim-tim peserta Liga 1, tak terkecuali dengan pentolan suporter Jakmania dan Bobotoh.
Nah, Budiman Dalimunthe juga menyempatkan diri bercerita kepada VIVA bagaimana pola kerja mereka selama Piala Menpora berlangsung dan tujuan Suporter Development and Fan Engagement PSSI dibentuk, serta tanggapan soal insiden di Bandung-Jakarta.
Tak sampai disitu, Budiman juga menceritakan bagaimana perkembangan suporter Indonesia yang sangat mengejutkan. Meskipun, masih ada beberapa insiden yang tak diharapkan.
Berikut petikan wawancara VIVA bersama Budiman Dalimunthe:
Sebelum jauh ke Piala Menpora, saya ingin bertanya tentang divisi yang anda pimpin. Januari 2021 lalu, Suporter Development and Fan Engagement PSSI dibentuk. Ini menjadi yang pertama di tubuh PSSI selama ini?
Secara formal kalau pemberdayaan suporter iya, tapi sebelumnya sudah ada namanya Suporter Engagement PSSI.
Tapi cenderung lebih ke ticketing sama medsos, sementara sekarang Ketua Umum waktu visi misi menyebutkan ada pembinaan suporter jadi bukan hanya tidak langsung saja, tapi secara langsung pendekatannya.
Jadi sekarang lebih dalam kemitraan suporter, PSSI dan klub. Sebab, suporter ini stakeholder di sepakbola.
Bagaimaa cara kerjanya, dan apa saja yang menjadi fokus Suporter Development and Fan Engagement PSSI?
Tahun pertama kami masih invertarisasi karena kalau dulu mungkin PSSI lebih konsen ke suporter timnas, Berangkat dari sanalah kemitraan dengan suporter klub terjalin. Jadi diperluas segmennya, sehingga pemberdayaan suporter ini juga membantu komunikasi antar klub dan suporternya.
Karena belum semua klub intensitas komunikasi tinggi dengan suporter. Tapi sebagian besar utamanya di klub liga 1 dan beberapa di liga 2 sudah cukup bagus. Jadi PSSI meningkatkan kemitraan suporter dengan klub. Kami juga coba cari persamaan persepsi, di antaranya pengertiannya suporter kan suport, bukan menjatuhkan atau mencaci maki.
Di tahun pertama kami inventarisasi contohnya di Persija ada Jakmania, di Persib ada Bobotoh, di Persebaya ada Bonek. Tapi kan itu yang besar-besarnya. Ternyata banyak lagi bagiannya. Sekarang kami tingkatkan sosialisasinya. Nanti tahun ketiga akan kita tingkatkan lagi.
Seperti apa sambutan dari para suporter dengan Suporter Development and Fan Engagement PSSI?
Alhamdulillah, karena sekarang komunikasi menjadi dua arah. Di kami juga menjadi tahu siapa-siapa saja ketuanya. Kami juga mempelajari itu, kami sama-sama saling belajar dan komunikasi. Kami menyebut pimpinan suporter itu sebagai suporter license, alias pentolan.
Apakah ada pertemuan yang terjadwal dan berkelanjutan yang dilakukan Divisi Pembinaan Suporter dan Fans Klub dengan suporter?
Kalau terjadwal, tidak terlalu harus sebulan sekali atau apa, kami komunikasi bisa dengan media sosial, kadang kalau ada momen kami bisa bertemu langsung. Di tahun 2020 mau dibuat program rembuk suporter, itu yang terjadwal.
Rencananya, perwakilan suporter berkumpul pada April 2020. Tapi, karena kondisi tidak memungkinkan itu batal. Dan tahun ini kita belum berani untuk menjadwalkan.
Sebenarnya, di program ada jadwal tatap muka setahun dua kali. Nah kami sempat bertemu dengan beberapa pimpinan di pelatihan manajemen suporter. Habis itu kami belum bisa lagi karena kondisinya belum memungkinkan.
Saat ini, konsentrasinya di Liga 1 dan liga 2. Dan untuk liga 3, kami berbagi ke Asprov. Nah setelah itu kami akan melakukan persamaan persepsi dengan fans yang dari asprov agar mereka menjembatani persamaan persepsi.
Sepenting apa suporter dalam keberlangsungan sepakbola Indonesia?
Suporter juga stakeholder, bagian dari klub dan sekarang malah bagian dari pertunjukan. Yang hampir semuanya suporter sekarang melakukan atraksi, mereka memperagakan pertunjukan tambahan selain pemain utama.
Sebelum Piala Menpora bergulir, ada kekhawatiran tentang suporter Indonesia. Kita tahu sendiri bahwa suporter klub Indonesia sangat fanatik, bagaiamana Suporter Development and Fan Engagement PSSI melakukan pendekatan
Sebelum Piala Menpora sudah ada pelatihan, dan pertemuan, dan kami juga ada inventarisasi. Nah itu persamaan persepsinya bahwa yang namanya suporter itu memberi dukungan terbaik untuk timnas atau klub.
Dan suporter sekarang sudah sangat bijak. Antar mereka sudah sering komunikasi, walaupun ada friksi , tapi komunikasi antar mereka itu dahsyat dengan teknologi sekarang ini. Jadi itu memudahkan PSSI dengan teman-teman suporter karena persepsinya sama, kemudian ditambah dengan kemajuan teknologi.
Kalau di stadionya berlawanan seperti pemain kan itu hal lain.Jad pada saat gelaran Piala Menpora kami tinggal menambah intensitas apa yang kami lakukan, sementara suporter tujuannya sama. Supaya kompetisi ini bisa jalan. Jadi selain mendukung klub, supaya kompetisi jalan kami buktikan Piala Menpora berjalan lancar. Jadi sebenarnya yang bisa dibilang man of the match ya suporter, dan PSSI hanya pemberi assist.
Final Persija vs Persib Bandung, kedua klub terkenal dengan suporter yang fanatik, bagaimana PSSI membangun komunikasi dengan mereka agar laga itu berjalan aman, dan tidak ada yang hadir ke stadion?
Sebenarnya di level pimpinan, mereka bijak. Apalagi yang sudah terdaftar sebagai anggota. Sekarang mereka sudah sangat bijak, jadi permusuhannya tidak seperti dulu, mungkin masih ada beberapa di media sosial. Nah, mereka ini begitu intens memberikan himbauan, dan yang saya perhatikan di media sosial, himbauan itu diteruskan dan menjadi masif. Terus kalau ada yang provokatif, bisa diingatkan juga. Dan beberapa itu dengan standar prokes, mereka tetap melakukan pertemuan rutin disampaikan upaya melancarkan turnamen Piala Menpora.
Adakah secercah harapan, Polri memberikan izin untuk bergulirnya Liga 1 dan Liga 2 musim ini?
Insha Allah. Kalau soal izin, pimpinan (Ketum PSSI) dan Menpora sudah menyampaikan. Dan bagian dari suporter berharap serta yakin karena sudah sangat maksimal dan optimal melakukan standar prokes, dukungan. Komitmennya sudah dibuktikan. Ya mereka sangat berharap kompetisi bisa berlanjut dan pandemi ini bisa berakhir. Mereka sangat ingin kembali ke stadion, bertemu seperti biasa lagi.
Sampai penutupan Piala Menpora, suporter tertib dan berkomitmen, bagaimana PSSI menilai sikap mereka?
Suporter di Piala Menpora 2021, makin cerdas dan makin pintar. Karena baru pertama kali menjalani perhelatan sepakbola seperti ini. Nah, mereka bermetamorfosis bagaimana mendukung timnya dengan krestativitas dan muncul ide-ide baru. Ini sudah luar bisa apa yang mereka lakukan. Kami juga mengumpulkan apa yang mereka lakukan di media sosia. Kemudian antar mereka terutama di empat penyelanggara (Bandung, Solo, Malang, Sleman) saling komunikasi dengan suporter tamu.
Bicara media sosial, anda selalu konsisten menyebarkan konten-konten setiap harinya. 5-7 konten anda kirim kepada para wartawan. Apakah itu memang salah satu divisi yang anda pimpin?
Kuncinya intensitas komunikasi. Jadi apa yang kami kirim terkadang dari suporter. Setelah itu, kami kirimkan ke suporter lain dan media. Seperti yang saya sampaikan tadi perlu adanya persamaan persepsi.
Dari penyisihan sampai final laga berjalan aman dan lancar, suporter tertib dan menjaga komitmen. Tapi, di luar daerah penyelenggaran suporter Persija dan Persib melakukan aksi yang mencoreng perjuangan, Bagaimana sikap anda?
Terkait euforia spontan di Jakarta dan aksi di Bandung, kami juga mohon maaf. Insya Allah kami akan lebih intens berkomunikasi dengan teman-teman suporter semua klub agar tidak hanya mengawal dan menjaga kondusifitas di kota-kota penyelenggara tetapi juga intens mencegah euforia dan aksi kecewa di kota asal (domisili) tim yang sedang bertanding.
Itu adalah laga yang selama ini memiliki euforia yang sangat besar. Bagaiamana PSSI melakukan pendekatan dan bagaimana sikap PSSI mengantiipasinya?
Kami terus berkomunikasi agar tidak melakukan kegiatan terkait pengumpulan massa. Hal ini karena masih dalam pandemi Covid-19. Untuk pendukung Persija sebelumnya kami sudah menjalin komunikasi yang baik dengan Ketua The Jakmania (Diky Soemarno) agar tidak ada suporter yang datang ke stadion, nonton bareng dan melakukan konvoi kemenangan.
Pengurus Jak Mania sudah memberikan arahan kepada anggotanya untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Bahkan di Solo, pendukung Persija mampu menahan diri untuk tidak merayakan euforia di jalan.
Bobotoh sebelumnya sudah kami edukasi dan berikan arahan kepada mereka agar tidak datang stadion, nonton bareng, konvoi atau membikin kerumunan. Namun mereka secara spontan malah melakukan tindakan-tindakan yang membuat kerugian. Tentu hal ini sangat kami sayangkan dan semoga kedepan tidak terjadi lagi
Di stadion memang mereka tidak bertemu, tapi bagaimana Divisi Pembinaan Suporter dan Fans Klub menyikapi tensi panas kedua suporter di media sosial?
Kami terus menyajikan konten-konten yang menjekukkan, dan sebenarnya seperti yang saya sampaikan di atas tadi, suporter kita sekarang sudah bijaksana lagi. Sekarang itu, netizen-netizen yang sering memancing-mancing insiden malah terkadang kena bully sendiri, netizen lainnya tidak mudah terhasut. Dan, sekali lagi, suporter adalah Man of the Match di Piala Menpora