Garuda Select Terseret Polemik Bagus Kahfi dan Barito Putera

Pemain Garuda Select, Amiruddin Bagus Kahfi
Sumber :
  • Mola TV

VIVA – Garuda Select terseret dalam polemik antara Bagus Kahfi dengan Barito Putera. Program hasil kerja sama antara PSSI dengan Mola TV itu dianggap sebagai pihak yang membuka jalur pemain yang akrab disapa Kribo untuk berkarier di Eropa.

Bagus Kahfi harus memupus mimpinya bermain di klub asal Belanda, FC Utrecht. Penyebabnya surat keluar dari Barito Putera sebagai pemiliknya tidak terbit. Masalah ini sempat membuat heboh media sosial, bahkan klub berjuluk Laskar Antasari mendapat banyak kecaman.

Bagus Kahfi berpeluang bergabung dengan FC Utrecht karena mendapatkan jaminan dari Direktur Teknik Garuda Select, Dennis Wise. Karena sifatnya cuma dititipkan untuk menimba ilmu, klub Belanda ogah mengeluarkan uang seperti yang diminta Barito Putera sebagai kompensasi pembinaan.

Melihat polemik yang semakin tajam, Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri ikut buka suara. Dia mengatakan, seharusnya Mola TV turut menjalin komunikasi dengan klub, karena sebagian dari mereka yang ikut program Garuda Select telah terikat kontrak.

Mayoritas dari pemain itu berasal dari saringan Elite Pro Academy, program kompetisi PSSI untuk usia muda. Jadi sudah pasti ada ikatan kontrak yang tidak boleh dilanggar. Kasus Bagus Kahfi pun seperti ini, Barito Putera masih punya ikatan kontrak hingga 2021.

"Mola TV dalam hal ini juga mencarikan jalan agar pemain Indonesia bisa berlaga di klub Eropa. Mola TV kalau memang mau menyalurkan harus berkomunikasi baik dengan klub dan tidak cukup hanya bicara dengan pemain ataupun orang tua pemain yang bersangkutan," ujar Indra, dikutip dari laman resmi PSSI.

Program Officer Garuda Select, Marsal Masita menegaskan, pihaknya cuma sebagai fasilitator, bukan agen. Anggapan yang berkembang pula di kalangan publik pecinta sepakbola Indonesia ketika polemik ini muncul.

"Kita bukan agen. Kita ini fasilitasi pemain saja. Karena kami sudah kerja sama dengan PSSI untuk pembinaan pemain selama 10 tahun," tutur Marsal ketika berbincang dengan VIVA.

Lantas bagaimana langkah Garuda Select ke depan dalam upaya memberi jalan pemain Indonesia berkarier di luar negeri. Melihat dari kasus Bagus Kahfi, malah menimbulkan polemik yang berujung tidak enak.

"Ada atau tidak ada Elite Pro dan Garuda Select sebenarnya tidak pengaruh. Karena kami cuma ingin kontribusi pembinaan pemain, biar Indonesia bisa akselerasi. Infrastruktur di Eropa sudah bagus. Komitmen kami ke sana pembinaan jangka panjang," katanya.

Marsal pun memberi contoh apa yang sudah dilakukan pihaknya untuk Brylian Aldama. Salah satu jebolan Garuda Select yang kini bergabung dengan klub Kroasia, NHK Rijeka. Kebetulan gelandang Timnas Indonesia U-19 itu sudah tidak terikat kontrak dengan Persebaya Surabaya.