Anomali Osvaldo dan Egy Maulana Selama Fase Grup SEA Games 2019
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Tim Nasional Indonesia U-22 berhasil lolos dari Grup B yang disebut sebagai grup neraka di SEA Games 2019. Skuat Garuda Muda berstatus sebagai runner up di bawah Vietnam.
Hasil itu didapat usai Indonesia mengumpulkan empat kemenangan dan satu kekalahan. Di semifinal, Tim Merah Putih akan berhadapan dengan juara Grup A, Myanmar.
Keberhasilan Indonesia untuk lolos dari grup neraka tak lepas dari peran Osvaldo Haay. Dalam lima laga yang dijalaninya, pemain asal Papua itu menjadi kunci dari moncernya lini serang Indonesia selama di fase grup.
Osvaldo sempat menjadi cadangan di dua laga awal kontra Thailand dan Singapura lantaran ada Muhammad Rafli yang diplot sebagai starter. Penggawa Persebaya Surabaya itu selalu masuk menggantikan Rafli.
Tapi, meski berstatus sebagai pengganti, Osvaldo selalu menjadi sosok di balik kemenangan Indonesia. Satu gol dilesakkannya ke gawang Thailand dan Singapura.
Barulah di laga ketiga kontra Vietnam dia dipilih sebagai starter lantaran Rafli mengalami cedera. Ternyata, itu menjadi berkah baginya.
Meski tak mencetak gol, Osvaldo mampu tampil baik di laga tersebut dan berlanjut hingga ke laga berikutnya ketika berhadapan dengan Brunei Darussalam di mana dia mencetak hattrick. Ditambah satu gol di laga terakhir kontra Laos, saat ini Osvaldo menjadi top skor sementara dengan torehan tujuh gol.
"Tim ini tidak punya striker murni sehingga awalnya harus mendorong Rafli menjadi striker. Ketika Rafli cedera, saya bersyukur posisi itu bisa diisi dengan baik oleh Osvaldo. Teknik dan fisiknya bagus. Naluri mencetak golnya meningkat tajam," ujar mantan penggawa Timnas dan pengamat sepakbola, Supriyono, ketika dihubungi VIVAnews.
Sayangnya, sinar Osvaldo masih belum bisa diikuti oleh bintang lainnya, Egy Maulana Vikri. Sebagai satu-satunya pemain yang merumput di Eropa, Egy masih kurang greget dalam permainan.
Memang, Egy sudah mencetak tiga gol selama fase grup, tapi secara keseluruhan, kontribusinya dirasa masih kurang maksimal.
Diharapkan, di semifinal, Egy bakal meledak dan bisa membawa Indonesia ke final dan meraih medali emas yang sudah dinantikan sejak 1991.
"Di semifinal, harus dimaksimalkan lagi peran dari Egy dan Saddil Ramdani. Jangan lupa juga pertahanan sehingga makin solid dari pertandingan ke pertandingan," ungkap Supriyono.