Banyak yang Gugat Kongres PSSI, Ratu Tisha: Ini Hanya Persepsi Bahasa
- ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
VIVA – Kongres Pemilihan PSSI yang berlangsung di Jakarta, Sabtu 2 November 2019 tak berjalan mulus. Bahkan sejak beberapa hari sebelumnya.
Dimulai dari gugatan salah satu calon Ketua Umum, La Nyalla Mattalitti. Dia menganggap Kongres Pemilihan waktunya dipercepat dari yang dianjurkan FIFA pada Januari 2020 sebagai kejanggalan.
Karena itulah, kemudian La Nyalla memutuskan menarik diri dari kontestasi. Berlanjut ke Caketum lainnya, Bernhard Limbong. Dia memilih mundur hanya beberapa jam sebelum Kongres dilaksanakan.
Setelah itu, di tengah berjalannya acara, enam Caketum memilih melakukan walk out. Mereka adalah Vijaya Fitriyasa, Fary Djemy Francis, Sarman, Yesayas Oktavianus, Benny Erwin, dan Aven Hinelo.
Mereka mengungkapkan, kongres berjalan tidak transparan dan mereka tak diberi kesempatan untuk melakukan interupsi. Menanggapi hal itu, Sekretaris jendral PSSI (Sekjen), Ratu Tisha Destria membantahnya
Dia menyebut, Kongres PSSI telah diatur sebaik mungkin, dan telah mendapatkan apresiasi dari perwakilan FIFA serta AFC.
"Segala sesuatu kan harus diatur. Kalau tidak kami atur di mana tempat duduknya, ruangannya, bagaimana caranya kita mau kongres? Intinya, ini hanya persepsi bahasa," kata Tisha.
"Jangan sampai ketika kita bekerja keras mengatur kongres ini agar berjalan dengan baik, tapi diidentifikasikan dengan bahasa yang berdeda. Jadi ini, please, FIFA dan AFC hadir di sini dan memberikan apresiasi kepada kita," imbuhnya.
Di sisi lain, Pemilihan Ketua Umum PSSI telah rampung digelar. Komisaris Jenderal Polisi, Mochamad Iriawan, resmi terpilih dengan kemenangan suara mutlak. Ia berhasil mengumpulkan 82 suara. Sementara itu, di posisi Wakil Ketua Umum ditempati Cucu Sumantri dan Iwan Budianto. (ren)