PSSI Setop Liga 1, Klub Harap Perlindungan dan Pemain Minta Dilibatkan
- VIVA/Riki Ilham Rafles
VIVA – Penghentian sementara Liga 1 2020 sampai batas waktu tak ditentukan yang dilakukan PSSI menyedot perhatian publik. Sebab, kepentingan klub dan pemain ada di dalamnya.
PSSI diharap tak cuma sekadar mengeluarkan sikap begitu saja. Mesti ada tindak lanjutnya yang memiliki dampak positif bagi mereka yang terlibat di dalam kompetisi.
(Baca juga: Liga 1 Disetop Lebih Lama, Bali United Tunggu Surat Resmi PSSI)
Madura United, Persib Bandung, Arema FC, Persebaya Surabaya, PSIS Semarang, Persija Jakarta, Persita Tangerang, Persiraja Banda Aceh, PSM Makassar, dan Barito Putera, menggelar pertemuan virtual pada Senin 23 Maret 2020. Ada empat poin yang kemudian mereka sepakati.
Untuk yang pertama, 10 klub tersebut merujuk kepada surat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor 13 tahun 2020. Di mana status Kejadian Luar Biasa (KLB) virus corona diperpanjang hingga 31 Mei 2020.
Dengan begitu, kemungkinan Liga 1 baru bisa digulirkan kembali pada pekan pertama Juni 2020. Klub berharap kontrak bisnis yang sudah ditandatangani oleh pemain, pelatih, dan ofisial dapat dibayar maksimal 25 persen terhitung sejak Maret 2020 sampai nantinya kompetisi dimulai lagi.
Berikutnya, jika pemerintah kemudian akan menyatakan lockdown total atau menjadikannya status bencana nasional, klub berharap secara otomatis semua kontrak bisnis batal demi hukum. Bukan cuma kepada pemain, pelatih, dan ofisial, tapi juga sponsor.
Kesepakatan nomor dua ini bisa diibaratkan sebagai tindakan force majeur. Kejadian serupa pernah terjadi dalam sepakbola Indonesia, yakni tahun 2015, di mana PSSI ketika itu dibekukan oleh pemerintah melalui Kemenpora.
Kesepakatan ketiga menekankan kepada PSSI untuk menginstruksikan PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk membayarkan subsidi bagian Maret 2020. Dan itu sudah ditetapkan jumlahnya sejak awal.
Yang terakhir, PSSI melalui Komite Legal melakukan langkah nyata dengan menginisiasi keutusan yang dapat melindungi klub dari tuntutan para pihak yang dapat menyebabkan kerugian.
Menanggapi hal tersebut, Asosiasi Pesepkbola Profesional Indonesia (APPI) melalui kuasa hukumnya, Riza Hufaida mengaku masih terus melakukan kajian. Mereka akan melihat pula isi kontrak para pemain jika menghadapi situasi seperti sekarang.
"Exco APPI sedang membahasnya terkait kemungkinannya seperti apa. Kami juga sudah lihat seperti apa kontrak pemain untuk antisipasi apapun yang terjadi terkait kompetisi ini. Terpenting APPI bakal mengeluarkan sikapnya diwakili para Exco," kata Riza.
Riza juga memint kepada PSSI, PT LIB, dan klub untuk dilibatkan. Berkaca pada situasi penghentian kompetisi di 2015, banyak pemain yang kemudian tak diajak bicara dan malah dirugikan.
"Harapannya, kami diajak komunikasi untuk kelangsungan kompetisi. Sebab, semua pihak bakal dirugikan atas situasi ini. Semua pasti bisa untuk dikomunikasikan," tutur Riza.
"Duduk bersama melakukan musyawarah untuk menentukan nasib bersama. Jangan sampai seperti kejadian yang dulu, tahun 2015, pemain tidak dilibatkan dan diputuskan cuma sepihak," imbuhnya.
Baca juga
Gila, Bomber Brasil Ini Nekat Nikahi Keponakan Mantan Istrinya?
Di Tengah Pandemi Corona, 3 Bintang Premier League Rayakan Hari Ibu
Aksi Berkelas Ronaldo dan Agen Super Bantu Basmi Virus Corona COVID-19