Desakan Liga 1 Gunakan VAR Makin Banyak, tapi Tak Mudah Menerapkannya
VIVA – PT Liga Indonesia Baru (LIB) menanggapi desakan beberapa insan sepakbola Tanah Air untuk menggunakan Video Assistant Referee (VAR) di Liga 1 2019. Manajer Kompetisi LIB, Asep Saputra, mengakui penggunaan VAR menjadi ide yang bagus.
Hanya saja, untuk mengimplementasikannya, membutuhkan waktu yang lama. Terutama soal persiapan mengenai infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM).
"Tapi, memang perlu persiapan yang matang. Kita bicara dalam konteks VAR yang sesungguhnya ya, seperti yang diaplikasikan di turnamen internasional dan liga-liga yang lebih awal pakai VAR, seperti A League, MLS, dan lainnya. Mereka perlu persiapan yang matang dalam hal infrastruktur, software, SDM," kata Asep kepada VIVA, Selasa 7 Mei 2019.
Dalam penerapan VAR, dijelaskan Asep ada banyak aspek yang harus disiapkan di antaranya adalah kamera pendukung, perangkat lunak, bank of monitor dalam VOR (Video Operation Room), kamera untuk OFR (On Field Review), sistem komunikasi, infrastruktur stadion, hingga kesiapan wasit dalam implementasinya.
"Kami tidak tabu dengan hal ini. Ini masuk kajian penting kami. Kita bisa belajar juga dari beberapa hal kasus yang terjadi dalam VAR, seperti di final A League yang software-nya rusak dan masalah aspek teknis lainnya. Dan VAR sendiri kan enggak semua kejadian bisa di-call VAR. Cuma bisa saat soal gol, penalty decision, direct red card sama mistaken identity,'' katanya.
Sebelumnya, desakan penggunaan VAR di kompetisi sepakbola Indonesia muncul akibat serangkaian keputusan wasit yang dinilai kontroversial di sejumlah laga di Piala Indonesia dalam sepekan ini. Hal itu diawali keputusan wasit Nusur Fadillah yang tak mengesahkan gol Bhayangkara FC ketika menghadapi PSM Makassar pada Jumat 3 Mei 2019.
Sehari kemudian dilanjutkan keputusan wasit Fariq Hitaba yang dianggap keliru memberikan penalti untuk Persib menyusul handball pemain Borneo FC. Tak sampai di situ, keputusan wasit Handri Kristanto memberikan penalti kepada Persija Jakarta kala menghadapi Bali United pada Minggu 5 Mei 2019 juga menimbulkan perdebatan. (one)